Tim juri tampak tengah mecicipi makanan olahan yang disajikan peserta dalam lomba masak non beras yang digelar Forum Peduli Muktisari (FPM), bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kota Banjar. Photo: Nanang Supendi/HR.
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Upaya mewujudkan ketahanan pangan di Kota Banjar tidak bisa hanya mengandalkan pada sumber pangan beras. Karena, banyak tantangan yang dapat mempengaruhi produksi beras, seperti anomali iklim, ketersedian lahan akibat padatnya permukiman, alih fungsi lahan pertanian, dan berbagai kendala lainnya.
Sangat diperlukan perhatian dan kepedulian terhadap potensi pangan lokal Kota Banjar. Selain beras, banyak potensi pangan lokal dapat dijadikan andalan, diantaranya jagung, buah-buahan, sayur-sayuran, ubi kayu, serta berbagai jenis umbi-umbian yang bisa dikonsumsi aneka ragam pangan di luar konsumsi pangan beras. Sehingga diharapkan terciptanya makanan olahan khas Kota Banjar.
Hal tersebut dikatakan Ketua Forum Peduli Muktisari (FPM), Eman Sulaeman, kepada HR, saat mengadakan kegiatan lomba masak non beras, Sabtu (17/05/2014), bertempat di Aula Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.
Kegiatan yang digelar FPM bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Kota Banjar itu, diikuti oleh Kader PKK dan Posyandu Desa se-Kecamatan Langensari. Mereka berlomba menyajikan menu masakan dari bahan non beras, seperti umbi-umbian, buah-buah maupun sayur-sayuran.
Adapun kriteria penilaian, menu masakan harus beragam, seimbang, bergizi, dan aman. Selain itu, juga diberikan batasan waktu saat memasaknya.
Menurut Kasie. Distribusi dan Konsumsi Pangan Distan Kota Banjar, sekaligus sebagai juri, Nanang, mengatakan, lomba masak menu non beras bertujuan untuk mengenalkan bahan pangan lokal yang bisa dijadikan sebagai pengganti beras, tapi tetap menghasilkan karbohidrat, protein, vitamin serta mineral.
Jika masyarakat sudah banyak mengkonsumi bahan pangan lokal, maka kebutuhan beras bisa ditekan. Dalam sebulan, dari 9 kilogram kebutuhan beras per-orang, maka bisa menurun 2-3 persen. Apabila dimanfaatkan secara benar maka dapat mengurangi biaya kebutuhan rumah tangga.
“Selain itu, kegiatan ini bisa menggali potensi sumber daya, baik sumber manusianya maupun sumber alamnya. Dari hasil lomba , pemenangnya akan diikutsertakan dalam lomba tingkat Kota sekitar bulan September. Juara tingkat kota akan berlomba tingkat Provinsi Jabar,” kata Nanang.
Menu masakan dari setiap kelompok sangat beragam. Seperti Kader PKK Desa Muktisari membuat puding dari ubi jalar. Kemudian, peserta dari Posyandu Mawar Dusun Sukahurip membuat krispi jamur.
Menurut Tukiem, salah seorang Kader Posyandu Mawar, mengaku, kreasi krispi jamur sudah dijajakan di warung miliknya. “Alhamdulillah lumayan laku, banyak yang menyukainya,” kata Tukiem.
Peserta dari Kader PKK Desa Langensari juga tak kalah menarik dalam penyajian menu makanan olahan berbahan non beras. Mereka membuat kreasi masakan berbahan sayuran jenis sawi yang diolah menjadi mie hijau. (Nanks/Koran-HR)