Salah satu situs makam Agan Didi yang direncanakan akan direvitalisasi, naum ditentang piha keluarga. Photo : Madlani/ HR
Pangandaran, (harapanrakyat.com),-
Program penataan wisata, yang diberinama ‘Fokus Situs Tuntas Siap Kunjung’ atau Revitalisasi dan Pengembangan Destinasi Wisata di Kabupaten Pangandaran menuai pro kontra. Rencananya, program yang akan menghabiskan biaya sekitar 10 miliar itu didanai oleh Pemerintah Propinsi Jawa Barat.
Ketua Pemandu Wisata Pangandaran, Ochid, Senin (21/4/2014), menganjurkan agar Pemerintah Kabupaten Pangandaran lebih baik membantu dan memfasilitasi kelembagaan para seniman dan budayawan dalam kelompok seni budaya.
“Diantaranya membangun padepokan seni budaya, mengembangkan seni budaya unggulan, serta memfasilitasi kemitraan dengan para stake holder kepariwisataan. Selanjutnya mendorong dibentuknya badan promosi pariwisata Kabupaten Pangandaran,” jelas Ochid.
Tokoh masyarakat Cijulang, H. Abdul Ghofar, atau lebih akrab dipanggil H. Opang, mengatakan tentang Geo Wisata Alternatif di Pangandaran. Wisata Alam atau geo wisata merupakan destinasi wisata yang perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran. Pasalnya, banyak potensi wisata alam di Pangandaran yang dapat dikembangkan.
Menurut Opang, wisata ini lebih diarahkan pada upaya mencintai pelestarian alam, ketimbang hanya sebatas wisata hiburan. Namun, geo wisata tidak juga bisa dikaitkan dengan wisata situs yang dikeramatkan.
Opang menandaskan, seandainya Pangandaran akan dijadikan ikon kabupaten pariwisata yang mendunia, hendaknya tidak hanya sekedar retorika belaka. Dia berharap, grand design (perencanaan), kesiapan masyarakat, penganggaran sudah mulai disiapkan.
Sementara itu, Ahmad Taufiq Hidayat, ahli waris makam Agan Didi di Cijulang, mengatakan, dirinya menolak makam milik leluhurnya disebut sebagai situs. Dia mengaku sangat mengapresiasi penghargaan tersebut.
“Tapi alangkah lebih baik, pemerintah melakukan komunikasi dan kordinasi terlebih dahulu dengan ahli waris, untuk penamaan situs,” ucapnya.
Pj Bupati Pangandaran, Endjang Naffandy, menjelaskan, anggaran sebesar 10 miliar yang digelontorkan oleh Pemprop Jabar akan digunakan untuk penunjang pengembangan situs yang ada di Kabupaten Pangandaran.
“Memang anggaran itu untuk situs siap kunjung. Menurut pemahan saya, obyek wisata itu belum tentu situs. Tetapi kalau situs sudah bisa dikatakan sebagai obyek wisata,” jelas Endjang.
Endjang mengakui, soal itu masih baru dalam tahap pendataan. Pihaknya belum melakukan pemantapan dan penataan nama situs. Memang, kategorinya harus jelas terlebih dahulu, sampai penetapan nama situs dilakukan.
“Penamaan situs baru menurut tradisi kuncen dan apa yang sudah populer di masyarakat,” jelas Endjang.
Merujuk Tupoksi, penataan situs merupakan kewenangan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora). Namun dalam program ini, belum ada Juklak ataupun Juknis yang mengarah ke Disdikpora.
Endjang menambahkan, anggaran itu tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 1 Tahun 2014, Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2014, dengan nama kegiatan ‘Focus Situs Tuntas Siap Kunjung’ (pembangunan/ revitalisasi dan pengembangan destinasi wisata siap kunjung) Pangandaran.
“Anggaran itu rencananya akan digunakan untuk pengalokasian situs budaya, penataan obyek wisata, juga mengembangkan destinasi wisata temuan yang sudah didata,” tutur Endjang.
Adapun leading sektor dalam pengembangan situs berada di Disdikpora Pangandaran. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan akan melibatkan Dinas Pariwisata Perindagkop dan UMKM, juga Dinas Pekerjaan Umum Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Pangandaran.
“Harapannya, bantuan ini dapat digunakan semaksimal mungkin untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung wisata alam. Selain itu, situs yang ada di Pangandaran bisa dikembangkan sebagai ikon pariwisata natural,” jelas Endjang.
Dihubungi terpisah, Kabid Kebudayaan Pemuda dan Olahraga, melalui Kasubag Program, Asep Suhendar, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, pihaknya telah mengajukan usulan perencanaan penggunaan anggaran ke Pemprov Jabar.
“Adapun Rancangan Anggaran Biaya (RAB), melalui tahap perencanaan sudah kita anggarkan 3,1 persen dari nominal anggaran bantuan tersebut,” kata Asep.
Menurut Asep, selain melakukan perencanaan, pihaknya telah membuat Detail Enginering Design (DED) secara terperinci dan berbagai aspek teknis. Sedangkan untuk anggaran pekerjaan kontruksi, sudah dianggarkan sebesar 94 persen, pengawasan 2,1 persen dari total anggaran bantuan.
Namun, kata Asep, bantuan tersebut sampai saat ini belum ada disertai Juklak dan Juknis, karena belum diketahui Dinas mana yang berhak untuk menerima dan melaksanakan program tersebut.
“Sedangkan untuk pengerjaan secara teknis, akan dikerjakan oleh pihak ketiga dengan sistim lelang secara electronik, KPSE Jawa Barat,” katanya.
Dari informasi yang dihimpun HR, daftar nama situs yang diusulkan dalam program ini, ada 23 buah. Diantaranya, yaitu Situs Makam Sembah Agung (Batukaras), Situs Makam Sembah Wiranala, Makam Sembah Patinggi, Makam Batara Guru Sembah Simah dan Sembah Yuda, Sembah Bagja, Agan Didi, Sembah Kayu Wareng, Makam Syekh Nawiru, Situs Sumur Bandung, Makam Keramat Wilapatra/ Patrawila (Cijulang).
Makam Sembah Wangsaraga (Pangandaran), Situs Kancah Nangkub, Makam Sembah Anggawacana, Situs Goa Sidawolong, Situs Sembah Jawa, Goa Keramat Rangga Carita, Goa Gamelan (Cimerak), Situs Makam Sembah Oder, Sembah Genter dan Sembah Galunggang Kuning, Situs Goa Reregan, Goa Panggung, Goa Pateng, Goa Panjang (Parigi), Situs Sinjang Lawang (Langkaplancar), Situs Makam Pamujaan, Makam Sembah Asep, Makam Raga Suci Pagergunung, Situs Mangkunagara Pagergunung (Sidamulih). (Mad/Koran-HR)