Ari (13), remaja asal Desa Petir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, terjatuh dari blangkar ini, saat dibawa oleh petugas RSUD Ciamis. Setelah terjatuh, Ari kemudian diketahui mengalami pecah pembuluh darah dan akhirnya meninggal dunia. Foto: Dian Sholeh Wardiana/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Komisi IV DPRD Kabupaten Ciamis berencana memanggil Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciamis, menyusul peristiwa meninggalnya Ari (13), remaja asal Desa Petir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, yang jatuh dari blangkar saat mendapat penanganan dari petugas rumah sakit tersebut.
Anggota Komisi IV DPRD Ciamis, Sarif Sutiarsa, Selasa, (4/3/2014), menyayangkan kinerja petugas RSUD Ciamis. Salah satunya mengakibatkan seorang pasien terjatuh, sampai-sampai mengalami pecah pembuluh darah dan akhirnya meninggal dunia.
“Kesalahan besar ini tidak bisa dibiarkan. Selama ini pelayanan di RSUD Ciamis selalu dikeluhkan pasien,” katanya.
Sarif menegaskan, pihaknya tidak akan tinggal diam dengan masalah yang baru dialami warga Desa Petir, Baregbeg tersebut. Dia meminta, RSUD Ciamis harus bertanggungjawab atas kelalaian yang dilakukan petugasnya.
“Direktur RSUD Ciamis perlu dipanggil, agar kejadian ini tidak terus berulang,” jelasnya.
Sementara itu, Kasubag Umum RSUD Ciams, Punaroh Inawati, saat dikonfirmasi HR, enggan memberikan tanggapan. Namun menurut dia, yang melakukan perawatan terhadap Ari, adalah dr. Denny Raharjono, Sps.
Ketika ditemui HR, dr. Denny Raharjono, Sps, mengaku dialah yang awal merawat Ari sejak masuk ke RSUD Ciamis. Dia juga tidak mengelak, Ari sempat terjatuh ketika akan dibawa ke kamar inap.
Sebelumnya, Ari (13), pasien asal Desa Petir, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, akhirnya meninggal dunia di RS Permata Bunda, Selasa (4/3/2014) sekitar pukul 5 pagi. Remaja tanggung ini terpaksa dipindah dari RSUD Ciamis ke RS Permata Bunda gara-gara masalah pelayanan.
Aay Zaelani (32), kerabat korban, Selasa (4/3/2014), mengatakan, awalnya Ari terjangkit sakit flu dan batuk parah, ditambah mengalami gangguan saraf. Saat itu, setelah mendapat perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ciamis, Ari akan dibawa ke ruang inap.
Di tengah perjalanan, ketika petugas membawa Ari menggunakan blankar dorong, tiba-tiba roda lepas, Ari pun terjatuh. Ari pun jatuh tersungkur, bagian mukanya membentur lantai dengan keras.
Setelah kejadian itu, kata Aay, petugas melanjutkan kembali membawa Ari menuju ke kamar inap. Saat itu, Ari terlihat masih mengalami kesakitan. Karena merasa tidak mendapat perawatan maksimal, tengah malam keluarga memutuskan membawa Ari ke rumah sakit Permata Bunda.
Kaget bukan kepalang, setelah didiagnosa petugas di RS Permata Bunda, Ari dinyatakan mengalami pecah pembuluh darah. Padahal, saat didaftarkan ke RSUD, Ari hanya menderita sakit flu dan batuk.
Saat itu, keluarga menyimpulkan apa yang terjadi pada Ari, disebabkan pasca terjatuh di lantai saat didorong petugas RSUD Ciamis. Ari mendapat perawatan selama lima hari di RS Permata Bunda.
Namun takdir berkata lain, Ari dipanggil lebih dulu oleh Sang Maha Pencipta. ”Kami tidak akan menuntut apa-apa, kami hanya meminta RSUD memperbaiki sisi pelayanan, agar peristiwa serupa tidak terulang dan memperburuk citra RSUD,” tuturnya.
Petugas RS Permata Bunda, Nani, Selasa (4/3/2014), membenarkan, pihaknya menerima pasien pindahan dari RSUD Ciamis, atas nama Ari, warga Desa Petir, Kecamatan Baregbeg, yang meninggal pada Selasa pagi.
“Benar ada yang pindah rawat dari RSUD kesini. Kami tidak tahu alasan pasien tersebut pidah kesini,” ungkapnya.
Ketika ditanya soal hasil diagnosa penyakit yang diderita Ari, Nani mengaku tidak berwenang menyebutkannya. Menurut dia, kewenangan itu ada pada Dokter yang langsung merawat Ari. (es/DSW/Koran-HR)