Photo : Ilustrasi
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengaku kesulitas mendeteksi penderita yang terjangkit HIV/ AIDS. Pasalnya, masyarakat yang beresiko tinggi masih belum memiiki kesadaran, serta enggan memeriksakan dirinya kepada petugas kesehatan.
Hal itu disampaikan Kasie Penanganan, Penyebaran Penyakit dan Penanggulangan Bencana (P4B) Dinkes Ciamis, H. Osep Hernandi, S.Sos, ketika ditemui HR, Selasa (11/3/2014), di ruang kerjanya.
Osep menghimbau, seluruh masyarakat Ciamis memeriksakan diri di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) terdekat. Hal itu untuk mempermudah pendataan, penanganan serta pengendalian penyebaran HIV/ AIDS.
Padahal, kata Osep, bila masyarakat beresiko mau memeriksakan diri, kemudian hasil pemeriksaan menunjukkan yang bersangkutan terjangkit, pihaknya akan lebih mudah membantu dalam penanganan.
“Sosialisasi terus-menerus dilakukan. Tapi apabila tidak ditunjang dengan keinginan masyarakat golongan beresiko, jelas akan sulit sekali mendata jumlah HIV/AIDS di Ciamis,” ungkapnya.
Meski begitu, Osep mengaku akan terus berupaya mensosialisasikan dan meyakinkan masyarakat, agar mereka mau memeriksakan dirinya. Ini tidak hanya soal HIV, melainkan penyakit kelamin lainnya.
“Masyarakat yang beresiko tidak perlu khawatir, sebab kerahasiaan identitas diri bisa terjamin, dengan begitu penanganan penderita bisa dilakukan dengan baik,” jelasnya.
Bagian Pengelola Program, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Ciamis, Moch. Pendi, mengatakan, pihaknya sedang melakukan kordinasi dengan seluruh petugas KPA, untuk melaksanakan penanggulangan HIV/AIDS tahun 2014.
“Kordinasi antar petugas KPA sedang kami lakukan. Dalam penaggulangan bahaya penyakit HIV/AIDS, kta harus bekerja bersama-sama, baik dinas maupun seluruh komponen masyarakat,” jelasnya.
Terkait jumlah penderita HIV/ AIDS tahun 2014, kata Pendi, pihaknya masih menunggu hasil
dari Dinkes Ciamis. sebab, KPAD tidak melakukan pendataan, melainkan penanganan. (es/Koran-HR)