Kawasan alun-alun Banjarsari, Ciamis ramai disesaki pedagang kaki lima. Photo: Andri/ HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Banjarsari adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Sebutan yang pernah populer untuk kecamatan ini adalah “Kota Nyari” – nyaman, asri, rindang, dan indah. Kini istilah itu tidak lagi terlalu menggema.
Menurut Praktisi Pertanian, Andun Abduh SP, Senin (3/2/2014), mata pencaharian masyarakat Kecamatan Banjarsari secara mayoritas adalah petani baik dengan mengelola sawah maupun kebun. Sehingga wilayah Kecamatan Banjarsari ini merupakan salah satu wilayah lumbung padi Kabupaten Ciamis.
Komoditas beras yang dijual dari Banjarsari ini kemudian dijual ke pusat-pusat grosir beras di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah seperti Kota Bandung, Jakarta, maupun ke Jawa Tengah seperti Surakarta dan sekitarnya.
Selain dari komoditas padi/ beras, Wawan, warga Cibadak, menyebutkan, sektor perdagangan juga relatif berkembang karena secara tidak langsung wilayah Kecamatan Banjarsari adalah sebagai hinterland dari Kota Banjar dan merupakan transit barang dan jasa dari dan menuju ke wilayah selatan yaitu Pangandaran.
Hal ini terbukti dengan eksistensi pasar Banjarsari yang mampu mewadahi barang dan jasa dari dan ke wilayah perbatasan seperti Kecamatan Lakbok, Padaherang, dan Kalipucang, bahkan Pangandaran serta wilayah sekitarnya, bahkan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas.
Akhir dekade 90-an, kata Wawan, di Banjarsari telah berdiri pusat-pusat perbelanjaan untuk mewarnai perekonomian Kecamatan Banjarsari dengan lingkup pasar dari wilayah sekitarnya hingga ke wilayah Ciamis Selatan seperti Kecamatan Pangandaran.
Pada saat ini home industry yang sedang berkembang di Kecamatan Banjarsari berupa penganan kecil, atau cemilan menjadi salah satu industri yang memiliki daya tarik baru. Home industries ini terletak di Desa Cibadak, berupa pengembangan komoditas pisang pisang yang didehidrogenasi (sale goreng), kekewukan, cingir putri, kalatakan, kicimpring, keripik pisang, keripik singkong, dan lain-lain.
Selain industri tersebut, di wilayah ini telah dikembangkan juga industri rumah tangga berupa nata de coco yang merupakan industri kecil pengolahan air kelapa yang merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di wilayah Ciamis Selatan. Lingkup pasar industri ini termasuk wilayah sekitarnya seperti Kota Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, hingga Bandung.
Meski begitu, Jajang, tokoh pemuda Banjarsari, mengungkapkan, perhatian pemerintah di bidang pembangunan infrastruktur masih kurang. Menurut penilaiannya, pusat kota kecamatan di Banjarsari masih terkesan kumuh dan semrawut.
Dia berharap, penataan tata ruang kota Banjarsari bisa menjadi program utama Pemkab Ciamis. Begitu juga dengan sarana infrastruktur pendukung lainnya, seperti terminal, dan pusat perekonomian masyarakat. (Andri/Koran-HR