Foto: Ilustrasi/Net Istimewa
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, menyesalkan, masih banyak guru yang gagal dalam proses sertifikasi. Hal itu membuktikan, tenaga pendidik di Kabupaten Ciamis masih jauh dari profesionalisme.
Ketua Lakpesdam NU Ciamis, Maulana Sidik, Selasa (28/1/2014), mengatakan, bukan hal wajar jika tenaga pendidik yang gagal dalam sertifikasi, terus melakukan aksi demo, kemudian mendatangi Dinas Pendidikan (Disdik) Ciamis, untuk mendapatkan dukungan agar bisa lulus sertifikasi.
Menurut Sidik, lebih baik para guru meminta penyelenggara atau Universitas Negeri Yogyakarta, untuk mengumumkan hasil nilai uji kompetensi. Hal itu supaya lebih fair, dibandingkan mendatangi Disdik Ciamis.
Lebih lanjut, Sidik mengatakan, bila transkrip nilai uji kompetensi keluar, para guru bisa mengetahui letak kesalahannya dimana. Apakah kesalahan ada di tim pelaksana, atau memang kualitas guru yang bersangkutan rendah.
“Seandainya nilai yang mereka peroleh dibawah standar, tentunya akan mudah dicarikan solusi. Misalnya, pembinaan atau bimbingan belajar bagi guru yang ingin lulus sertifikasi. Bukan malah melakukan aksi demo,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Sidik mengaku prihatin, aksi yang dilakukan para guru tersebut justru mengorbankan waktu belajar para siswa-siswi. Padahal, di satu sisi hal itu membuat kualitas pendidikan menjadi merosot.
“Memang, itu merupakan hak guru. Namun kewajiban sebagai tenaga pendidik jangan sampai dilupakan. Tidak boleh mengganggu proses belajar mengajar di sekolah,” katanya.
Apalagi, akibat gagal dalam sertifikasi, para guru menjadi malas mengajar. Bila selama ini yang dikejar adalah motif ekonomi, lebih baik mengundurkan diri dari profesi guru.
“Mereka (guru) yang hanya mencari tunjangan sertifikasi, dan mengabaikan kewajiban, bukan lagi tenaga pendidik, tapi pengajar. Karena dalam aturan guru itu sudah jelas porsi pekerjaannya. Selain hak yang mereka peroleh, kewajiban pun jangan sampai dikesampingkan,” tandasnya.
Kasi Kurikulum Disdik Ciamis, Mastur, mengatakan, guru yang gagal dalam uji kompetensi sertifikasi, semuanya tidak menguasai masalah IT. “Banyak guru yang belum menguasi IT, sehingga mereka tidak lulus. Penguasaan IT sangat diperlukan guru saat ini,” pungkasnya. (es/Koran-HR)