Foto: Ilustrasi/Istimewa Net
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Sudah hampir lima bulan ini, sejumlah pengrajin minyak kelapa (klentik) dan galendo, di Desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat berhenti berproduksi. Pasalnya, pengrajin kesulitan mendapat bahan baku kelapa di pasaran.
Mamat, pengrajin minyak kelapa dan galendo, asal Dusun Tugusari, RT 17 RW 06, Desa Sukamukti, Sabtu (18/1/2014), mengatakan, pasokan kelapa saat ini sangat langka. Kalaupun ada, harga kelapa di pasaran cukup mahal.
Dalam seminggu, Mamat biasanya membutuhkan bahan baku kelapa sebanyak 1000 sampai 1100 butir kelapa, untuk memproduksi minyak dan galendo. Tapi semenjak kelapa mulai sulit didapatkan, dia memutusukan untuk menghentikan produksi.
Kepada HR, Mamat mengaku, membuat minyak kelapa dan galendo merupakan usaha yang dilakoni keluarganya secara turun-temurun. Untuk kebutuhan keluarga sehari-hari, dia menggantungkan hidup dari usaha tersebut.
Pangsa pasar galendo dan minyak kelapa buatan Mamat, adalah sejumlah rumah makan dan toko yang ada di wilayah Kecamatan Banjarsari, Ciamis dan Padaherang, Pangandaran. Diakui Mamat, banyak pelanggan setianya yang mulai menelepon dan menanyakan produk yang biasa dibuatnya.
Di lain pihak, Mamat berharap, Pemerintah Kabupaten Ciamis segera menangani soal kelangkaan kelapa yang terjadi beberapa bulan belakangan ini. “Sudah mahal, kelapa pun langka di pasaran,” ungkapnya.
Evi, pemilik rumah makan di Kertahayu, menuturkan, sudah hampir 5 bulan ini Mamat sudah tidak lagi memasok minyak kelapa dan galendo ke rumah makan miliknya. Padahal biasanya dia mendapat kiriman galendo dan minyak kelapa 2 kali dalam seminggu.
“Minyaknya saya pakai buat memasak. Kadang juga dijual kembali ke pelanggan. Minyak buatan Mamat, memiliki aroma yang wangi. Galendonya pun enak,” pungkasnya. (Andri/Koran-HR)