Mair, Petani Sukamantri, sedang berada di lahan miliknya. Photo :Eji Darsono/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pengembangan kawasan agropolitan di wilayah Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, membawa pengaruh baik bagi perekonomian (pendapatan) masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
Hal itu diakui Mair (60), petani asal Dusun Caringin, RT 36/12 Desa Cibereum Sukamantri. Sejak berhenti sebagai sopir tahun 2003, dia memilih beralih profesi menjadi petani dan mengelola tanaman holtikultura.
Selain tidak kenal waktu, kata Mair, budidaya tanaman holtikultura ini bisa dilakukan dengan pola tanam tumpangsari. Dengan begitu, petani bisa tetap memanen hasilnya setiap hari.
“Tanaman holtikultur yang dikembangkan disini diantaranya meliputi, tanaman cabe, terong, buncis, tomat dan jabung. Bahkan, sudah ada kontrak harga dengan pengusaha Korea,” ungkapnya.
Saepuloh, petani asal Dusun Cibeureum, mengaku memiliki lahan garapan seluas 2 hektar. Areal lahan miliknya itu ditanami tanaman cabe, kol, tomat dan buncis. Dia menjelaskan, dari areal lahan 100 bata, bila ditanami cabe bisa untuk 3 ribu tegakan.
“Biaya produksi sekisar Rp. 12.500.000. Dari satu tegakan rata-rata mendapat 8 ons. Standar harganya Rp. 8000 perkilogram. Keuntungannya sudah jelas, tinggal menghitungnya. Hanya untuk tanaman cabe, bisa tumbuh dengan baik bila ditanam di ketinggian 800 dpl,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Desa Cibereum, Didi Kismidi, mengatakan, untuk menampung hasil pertanian, pihaknya sedang membangun pasar agro yang representatip, berlokasi di Dusun Cibeureum.
“Dengan adanya pasar agro, otomatis para petani bisa menjual hasil pertanian secara langsung. Dengan demikian, apabila konsep pengembangan agropolitan sudah optimal maka hasil panen dari para petani bisa dipasarkan dengan posisi tawar yang kompetitif,” katanya.
Edi Muhidin, SP, Petugas BP3K Kecamatan Sukamantri, Sabtu (30/11), mengatakan, konsep agropolitan merupakan langkah pengembangan daerah, melalui optimalisasi sumberdaya tumbuhan dan hewan.
Di samping itu, merupakan kawasan ekonomi berbasis pertanian yang memiliki komoditi unggulan. Dengan batasan skala ekonomi, tapi tanpa ada batasan wilayah administrasi. Sasaran dalam pengembangan kawasan agropolitan, tak lain untuk mewujudkan berkembangnya ekonomi lokal berbasis produk ungulan daerah.
Edi juga menjelaskan, Sukamantri dominan dengan hasil pertanian cabe keriting dan cabe merahnya. Bahkan untuk pemasaran, sudah terjalin kerjasama dengan perusahaan Indofood. (dji/Koran-HR)