Photo : Kawasan padi organik di Banjar. Dok/HR
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Banjar siap mensukseskan dan mendukung pelaksanaan Percepatan dan Pemantapan Kawasan Agropolitan. Kawasan Agropolitan merupakan kawasan ekonomi berbasis pertanian, dan bercirikan komoditas unggulan. Tujuannya, meningkatkan pendapatan masyarakat petani di pedesaan, menumbuhkembangkan pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian, membuka lapangan kerja dan mengurangi urbanisasi.
Kadistan Kota Banjar, Ir. H. Ojat Sudrajat, MM, melalui Kabid Ketahanan Pangan, Ir. H. Basir, MP, menyatakan, sebagian besar masyarakat Banjar memiliki mata pencaharian dari sektor pertanian. Untuk itu, perlu dibentuk kawasan-kawasan agropolitan yang sesuai dengan karakteristik agribisnis, lahan dan komoditas unggulan, untuk memicu berkembangnya usaha-usaha pertanian.
“Guna mempercepat pencapaiannya, kawasan itu juga perlu mendapatkan dukungan dari segi sarana-prasarana, serta dukungan Sumberdaya Manusia (SDM),” ungkap Basir.
Basir juga mengulas soal kawasan agropolitan dan potensi unggulan yang ada di Kota Banjar. Pertama, Kawasan Beras Organik, di Blok Sukamanah Kelurahan Pataruman, seluas 100 hektar dan kawasan di setiap desa/kelurahan seluas 50 hektar.
Kedua, kawasan rambutan sibatulawang. Komoditas unggulan dari hortikultura ini sudah mendapat sertifikasi dari kementrian Pertanian RI. Lokasinya di Desa Karyamukti dan Batulawang, Kecamatan Pataruman. Selanjutnya, kawasan Pepaya Langensari. Pepaya ini komoditas unggulan, dengan produktifitas tinggi dan menguntungkan. Luas lahannya, mencapai 40 hektar, dengan jumlah petani 171 orang.
Kemudian, kawasan Sayuran Dataran Rendah dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Kawasan ini berada di Langensari, dengan luas areal tanam mencapai 22 hektar, produksi 536 kwintal. Sayuran itu meliputi Kacang panjang, Terung, Mentimun dan Cabe merah.
Dewasa ini, Kota Banjar juga sedang mengembangkan program KRPL, dengan komoditas sayuran kangkung, tomat, bawang daun, seledri, kacang panjang, causin, terung, cabe rawit, cabe besar dan lainnya. Sampai akhir tahun 2013, jumlah KWT mencapai 60 KWT, dengan jumlah SDM yang terlibat 1800 orang. Potensi pengembangan KRPL mencapai 400 hektar.
Selanjutnya, kawasan ternak domba, lokasinya berada di Kecamatan Patarunan dan Banjar. Populasi ternak domba berjumlah 7.944 ekor. Setelah itu, kawasan Kambing etawa di Kecamatan Langensari, dikelola oleh 19 kelompok tani. Kelompok ini memproduksi susu sebanyak 145 liter perhari.
Kawasan ternak sapi di Kecamatan Purwaharja dan sekitarnya. Populasinya sebanyak 1350 ekor. Kawasan Udang galah di Desa Binangun, Desa Karyamukti dan Desa Batulawang Kecamatan Pataruman. Selanjutnya, kawasan Kelapa di Kecamatan Pataruman, tepatnya di Desa Sinartanjung dan Mulyasari. Luas areal tanaman mencapai 1155 hektar. Dan terakhir, kawasan Gula Kelapa di Kecamatan Langensari.
Lembaga lain yang harus diperhatikan keberadaannya adalah Sub Terminal Aribisnis (STA). STA ini berfungsi sebagai sarana distribusi hasil-hasil pertanian, produk bahan baku dan produk olahan. Terakhir, permodalan atau perkreditan serta asuransi. (Deni/Koran-HR)