Indra Lesmana (16), siswa kelas I SMK Tunas Briliant Parigi yang menjadi korban penganiayaan gurunya, saat memperlihatkan luka robek di pelipis matanya, saat ditemui di rumahnya, Sabtu (7/12). Foto: Syamsul Maarif/HR
Parigi, (harapanrakyat.com),-
Aksi penganiayaan yang dilakukan oleh oknum guru SMK Tunas Briliant, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran, berinisial AL, terhadap siswanya bernama Indra Maulana (16), ternyata berbuntut panjang. Orang tua Indra mengaku tidak terima dengan perlakuan oknum guru tersebut. Dia pun sudah mengadukan kasus ini ke polisi.
Jalil, orang tua Indra, mengatakan, setelah mengetahui anaknya menjadi korban penganiyaan gurunya, dirinya langsung mengadukan kasus ini ke polisi. “Tindakan oknum guru itu sudah kelewatan. Kalau anak saya salah, kenapa dianiaya seperti memukuli maling, sampai-sampai pelipis mata anak saya robek,” ujarnya, kepada HR, Sabtu (7/12). [Baca: Oknum Guru di Pangandaran Aniaya Siswanya Hingga Alami Luka]
Menurut Jalil, Polsek Parigi sudah melakukan pemanggilan terhadap oknum guru tersebut. Saat ini kasus penganiayaan ini tengah dalam proses pemeriksaan polisi. ” Yang membuat saya sakit hati, ketika melihat anak saya pulang dari sekolah wajahnya sudah babak belur. Dan betapa terkejutnya ketika mendengar yang menganiaya anak saya itu adalah gurunya,” katanya.
Jalil pun menegaskan, dirinya tidak akan mencabut pengaduan yang sudah dilayangkan ke polisi. Menurutnya, meski dirinya tidak berharap oknum guru itu nantinya dipenjara akibat perbuatannya, namun dengan adanya pengaduan tersebut minimalnya akan membuatnya jera.
“Dia (oknum guru) harus diberi pelajaran agar ada efek jera. Jangan seenaknya memukul anak orang. Semoga saja dengan adanya kejadian ini menjadi perhatian bagi si guru tersebut,” ungkapnya.
Selain mengadukan ke polisi, lanjut Jalil, dirinya pun akan meminta ganti rugi ke oknum guru tersebut. “Saya sudah banyak mengeluarkan uang untuk pengobatan anak saya dan biaya operasional selama mengurus kasus ini,” tegasnya.
Jalil pun mengaku heran terhadap Ketua Yayasan SMK Tunas Briliant yang memarahinya ketika melaporkan kasus ini ke polisi. ” Saya dituding mencemarkan nama baik sekolah. Apa gak salah? Yang mencemarkan nama baik sekolah justru oknum guru yang menganiaya anak saya,” tandasnya.
Jalil juga menegaskan, jangan karena dirinya orang miskin, oknum guru tersebut bisa seenaknya memperlakukan anaknya secara keji. “Jangankan memukul anak orang, memukul anak sendiri saja bisa dihukum,” tegasnya.
Dihubungi terpisah, Kepala SMK Tunas Briliant Parigi, Lela Puspitasari, saat dihubungi HR via telepon selulernya, menyatakan enggan berkomentar. “Kalau Bapak mau tahu masalahnya, silahkan hari Selasa (10/12) datang ke sekolah. Dan saya minta Bapak Jangan ngaku-ngaku wartawan,” tegasnya dengan nada emosi. (Syam/R2/HR-Online)