Ruang Kelas Baru (RKB) di SMA Negeri 1 Ciamis yang mengalami ambruk akibat buruknya kualitas bajaringan yang digunakan, Kamis (31/10). Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
Pasca ambruknya rangka atap bajaringan pada pembangunan proyek Ruang Kelas Baru (RKB), di SMAN 1 Ciamis, yang dikerjakan oleh rekanan CV Sindangrasa, kini jadi mengundang tanya. Banyak pihak yang bertanya-tanya terkait penyebab ambruknya bangunan tersebut.
Kini, spekulasi pun muncul, bahwa penyebab ambruknya 2 RKB tersebut, dikabarkan karena diduga menggunakan dua merk bajaringan yang berbeda. Akibat dari adanya perbedaan struktur rangka pada 2 merk yang berbeda itu, disebut-sebut sebagai pemicu bajaringan mengalami patah dan kemudian mengakibatkan seluruh komponen bangunan ambruk.
Belakangan diketahui bahwa salah satu merk bajaringan yang digunakan pada bangunan ambruk tersebut bermerk Tidar. Namun, pihak suplayer bajaringan merk Tidar enggan bertanggungjawab atas peristiwa tersebut. Mereka beralasan, karena tidak merasa memberikan surat dukungan kepada CV. Sindangrasa sebagai pihak rekanan pembangunan RKB di SMAN 1 Ciamis. [Baca: Bajaringan Kualitasnya Buruk, Ruang Kelas di SMA 1 Ciamis Ambruk]
Marketing Perusahaan Bajaringan merk Tidar wilayah Priangan Timur, Dadang, mengatakan, pihaknya tidak merasa mengeluarkan surat dukungan kepada CV Sindangrasa untuk menggunakan rangka atap bajaringan merk Tidar di SMAN 1 Ciamis.
“Setelah kejadian ambruk, kita langsung mendatangi sekolah tersebut. Karena ada yang mengatakan bahwa bajaringan yang digunakan bermerk Tidar,” ungkapnya, kepada HR, Sabtu (2/11).
Setelah dicek, lanjut Dadang, ternyata benar bajaringan yang dipasang menggunakan merk Tidar. Namun biasanya apabila rekanan kontruksi mengunakan bajaringan Tidar, selalu mendapat surat dukungan dari perusahaannya.
“Persoalaannya, kami tidak pernah mengeluarkan surat dukungan untuk CV. Sindangrasa. Kalau memang kami mengeluarkan surat dukungan, tidak mungkin berani menjual separo paket bajaringan yang dicampur dengan merk lain. Karena setiap merk, memiliki perbedaan struktur bajanya,” ungkapnya.
Menurut Dadang, dari hasil pengecekan di lapangan, bahwa benar ditemukan dua merk bajaringan yang berbeda. Bahkan, dilihat dari pemasangannya pun, banyak ditemukan kesalahan, sehingga wajar apabila rangka atap tersebut ambruk. [Baca: Pasca 2 Ruang Kelas Ambruk, SMA 1 Ciamis Khawatir]
Atas kejadian ini, tegas Dadang, pihaknya tidak mau disalahkan oleh pihak mana pun, karena tidak merasa mengeluarkan surat dukungan kepada perusahaan tersebut. “Sekarang coba cek saja apakah rekanan tersebut punya surat dukungan resmi dari perusahaan kami? Kalau dia ternyata punya, berarti itu palsu dan layak diperiksa oleh pihak kepolisian,” tandasnya.
Menurut Dadang, setiap rekanan yang mengerjakan kontuksi bangunan dan menggunakan bajaringan selalu dilengkapi surat dukungan dari perusahaan bajaringan. Dan tentunya pemasangan bajaringan pun hanya dengan satu merk.
“Tapi kenapa pemasangan di SMAN 1 Ciamis ada dua merk baja yang berbeda? Jelas itu merupakan kesalahan fatal. Yang saya heran, meski kami tidak mengeluarkan surat dukungan, kok bisa lolos rekanan itu saat proses lelang? Kalau itu terjadi, maka wajar kalau kami menduga bahwa disitu ada permainan,” tegasnya. (es/R2/HR-Online)