Ilustrasi. Foto: Istimewa/Net
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Di usia muda belia, Rey, siswa kelas tiga di salah satu SMP Negeri di kota Banjar, telah dipastikan sebagai orang dengan HIV-AIDS. Meski begitu, ia tetap optimis mampu menata masa depannya.
Rey (bukan nama sebenarnya), seorang siswa kelas tiga di salah satu SMP Negeri yang ada di Kota Banjar, tidak pernah menyangka dirinya bakal tertular HIV. Rasa menyesal memang selalu datang terlambat, namun hidupnya harus terus berjalan.
Ketika ditemui HR, Jum’at malam (22/11), sekitar jam 19.30 WIB, Rey menuturkan pengalaman dan kisah hidupnya, sebelum maupun sesudah dinyatakan positif HIV. Sebagai Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA), Rey mengaku tetap optimis untuk menata masa depan, meski saat ini dia telah divonis mengidap virus yang dapat menggerogoti kekebalan tubuh manusia. [Baca: Di Banjar, Penderita HIV/ AIDS Menjalar ke Kalangan Pelajar]
Ia pun kini lebih semangat menjalani kewajibannya sebagai seorang pelajar. Disamping itu, Rey pun secara rutin melakukan perawatan Antiretroviral (ARV) di RSU Banjar. Komunikasi dengan para petugas CST (Care, Support and Treatment) di RSU Banjar, maupun komunikasi antar sesama ODHA terus dijalin, untuk saling menguatkan atau memberi support.
Begitu pula komunikasi dengan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Banjar, serta pihak Yayasan Matahati, LSM Viaduct dan Mutiara, yang selama ini mendampingi Rey dalam membantu advokasi layanan kesehatan, sekaligus pendampingan.
Rey sendiri menyadari bahwa dirinya tertular HIV akibat dari kelakuannya yang nakal. Dia mengaku, sejak kelas dua SMP dia mulai mengenal pergaulan bebas. Bersama teman-teman sepermainannya, Rey pun kerap main ke tempat-tempat hiburan di luar kota, seperti Garut, Tasik dan Ciamis.
Bahkan bila malam Minggu, atau malam libur sekolah lainnya, terkadang dia tidak pulang ke rumah. Namun menurut Rey, orang tuanya sendiri tidak pernah mengintrogasi ketika dirinya pulang.
“Orang tua tidak suka banyak nanya, kalau saya main. Paling kalau tidak pulang nanyanya tidur dimana, ya saya jawab di rumah teman satu sekolah saja, udah,” ujarnya.
Selain itu, Rey juga menuturkan, bahwa dirinya dinyatakan positif HIV sekitar kurang lebih lima bulanan, yaitu setelah disarankan oleh pihak LSM supaya mengikuti pemeriksaan VCT (Voluntary Counseling and Testing) atau tes HIV di salah satu Puskesmas yang ada di Kota Banjar.
Namun pada waktu itu, apa pun hasilnya dia mengaku sudah siap menerima hasil tes tersebut. Walau demikian, rasa kaget, sedih dan takut sempat pula berkecamuk dalam bathinnya. Hasil tes yang diterimanya disimpan rapat-rapat, sehingga sampai sekarang kedua orang tuanya belum mengetahui statusnya sebagai ODHA.
Rey mencurigai, virus tersebut ditularkan oleh mantan kekasihnya yang tinggal di Tasikmalaya. Diakuinya, selama menjalin hubungan dua bulan dengan kekasihnya itu, pertemuan mereka selalu diakhiri dengan melakukan hubungan seksual.
“Saya curiga tertular dari mantan kekasih yang di Tasik itu, karena cuma sama dia melakukan hubungan seksual. Makanya begitu di tes, dan hasilnya positif HIV, saya langsung menyimpulkan virus ini ditularkan dia. Pacaran sama dia selama dua bulan. Sejak putus tidak pernah komunikasi lagi. Dia juga tidak tahu sekarang saya positif HIV,” tuturnya.
Rey mengaku, sejak dinyatakan positif HIV, ia berusaha untuk tetap tegar, semangat, dan tentunya mulai mendekatkan diri dengan Yang Maha Kuasa. Suatu saat nanti, Rey juga mengaku siap membuka identitasnya kepada publik bahwa dirinya adalah ODHA. (Eva Latifah/Koran-HR)