Ruang Kelas Baru (RKB) di SMA Negeri 1 Ciamis yang mengalami ambruk akibat buruknya kualitas bajaringan yang digunakan, Kamis (31/10). Foto: Eli Suherli/HR
Ciamis, (harapanrakyat.com),-
2 lokal bangunan Ruang Kelas Baru (RKB) di SMA Negeri 1 Ciamis, yang saat ini tengah dikerjakan oleh rekanan CV. Sindangrasa, ambruk. Kejadian ambruknya bangunan tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 02.00 dini hari, Kamis (31/10).
Ambruknya ruang kelas sekolah di Kabupaten Ciamis bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, hal serupa juga terjadi di beberapa sekolah. Penyebabnya pun sama, yakni dari buruknya kualitas rangka atap bajaringan yang mengalami patah kemudian merobohkan dinding dan struktur bangunan lainnya.
Ketua Komisi IV DPRD Ciamis, Hendar S Marcusi, mengatakan, pihaknya sangat menyesalkan kejadian ambruknya bangunan sekolah justru terjadi di sekolah favorit di Kabupaten Ciamis.
“Ini merupakan bukti tidak selektifnya Dinas Pendidikan dan Pokja ULP saat memproses tahapan lelang pada proyek bangunan ini. Akibatnya, hasil dari proses lelang tersebut menghasilkan rekanan yang pekerjaannya asal-asalan,” tegasnya, saat meninajau ke lokasi ruang kelas ambruk di SMA 1 Ciamis, Kamis (31/10).
Atas kejadian ini, tegas Hendra, pihaknya akan segera memanggil Dinas Pendidikan Ciamis sebagai penanggung jawab proyek bangunan tersebut untuk dimintai penjelasan dan pertanggungjawabannya.
Menurut Hendra, ambruknya rangka atap bajaringan yang menyebabkan bangunan ruang kelas sekolah ambruk sudah terjadi beberapa kali. Namun, kejadian itu tidak dijadikan cermin, baik oleh Dinas Pendidikan maupun Pokja ULP.
“Jelas ini merupakan kesalahan fatal yang seharusnya tidak perlu terjadi. Dan ambruknya rangka atap bajaringan di SMA 1 Ciamis ini, murni kesalahan rekanan yang menggunakan bahan bajaringan yang tidak sesuai ukuran dan spesifikasi,” jelasnya.
Hendra juga mengaku, pihaknya tidak pernah diberitahu oleh Dinas Pendidikan terkait proyek pembangunan RKB sekolah. ” Terus terang, kita tidak ikut melakukan pengawasan karena memang tidak diberitahu. Kita pun melihat pihak rekanan seolah tidak peduli terhadap kualitas pekerjaan. Yang mereka pikirkan, hanya terfokus mendapatkan pekerjaan dan keuntungan semata. Sementara apakah kualitasnya bagus atau tidak, itu tampaknya urusan belakangan,” ungkapnya.
Hendra juga menegaskan, kejadian ini merupakan peringatan terhadap Dinas Pendidikan dan juga pemborong lainnya, agar kejadian seperti ini tidak terjadi kembali di kemudian hari. “Setelah kita lihat, ternyata ini murni dari kesalahan teknis, baik dari kualitas bajaringan maupun pada pemasangannya banyak yang tidak sesuai,” tandasnya.
Menurut Hendra, seluruh kejadian ambruknya bangunan sekolah di Kabupaten Ciamis, akibat mengunakan bajaringan, bukan karena mengunakan kayu. “Karenanya, perlu dievaluasi,” pungkasnya. (es/R2/HR-Online)