Foto Ilustrasi/Foto: Istimewa/net
Purwadadi, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah petani di Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis mengeluh. Pasalnya, jumlah hasil panen padi kali ini mengalami penyusutan, jika dibandingkan dengan hasil panen pada musim-musim sebelumnya.
Kerugian yang dialami petani di wilayah Purwadadi diperkirakan mencapai 20 persen. Dari hitung-hitungan seorang petani, pada musim sebelumnya mendapat hasil panen sebesar 5 ton. Sedangkan panen kali ini hanya mendapat 4 ton padi.
Warso (45), petani asal Desa Kertajaya, Senin (23/9), mengatakan, terjadinya penyusutan hasil panen disebabkan iklim atau cuaca. Dia mengaku, dari 2 hektar sawah, biasanya mendapatkan 10 ton padi.
“Pada panen kali ini, padi yang berhasil saya dapat hanya 9 ton,” ungkapnya.
Menurut Warso, pada musim tanam kali ini, tanaman padi miliknya tidak tumbuh secara baik. Banyak diantara buah padi yang gabug alias tidak berisi. Dia juga meminta, dalam kondisi seperti ini tengkulak jangan mempermainkan harga hasil panen petani.
“Saya sangat berharap, pemerintah juga mengawal harga padi (gabah) di pasaran. Karena kalau dibiarkan takutnya harga padi di pasar hancur dan akhirnya para petani yang jadi korban,” katanya.
Kepala BP3K Kecamatan Purwadadi, H. Jayusman, SP, Senin (16/9), membenarkan, kerugian yang dialami petani di wilayahnya mencapai angka 20 persen. Penyebabnya, cuaca ekstrim. Karena waktu cuaca ekstrim tersebut tanaman padi lagi tumbuh-tumbuhnya. Ditambah lagi, banyak tanaman padi yang terendam banjir.
Menurut Jayusman, cuaca ekstrim sangat mempengaruhi masa tumbuh tanaman padi. Hal itu banyak terjadi di wilayah pesawahan Desa Sukamulya dan Desa Kertajaya, yang selama ini kerap dilanda banjir.
Agar petani tidak merugi terlalu besar, dia juga meminta pemerintah Kabupaten Ciamis mencarikan jalan keluar. Karena kasihan bila petani dibiarkan terus mengalami kerugian. Apalagi, jika harga padi menurun dan ongkos produksi membengkak. (Andri/Koran-HR)