Foto Ilustrasi
Banjar, (harapanrakyat.com),-
Upaya untuk mengantisipasi terjadinya kenaikkan harga kedelai, sebelumnya pihak Pemerintah Kota Banjar selalu menghimbau kepada para petani supaya menanami kedelai pada lahan palawijanya, maupun setelah masa panen padi di lahan pesawahan.
Sedangkan, mengenai program bantuan benih kedelai dari pemerintah pusat untuk para petani yang dulu rencananya akan digulirkan melalui Dinas Pertanian (Distan) Kota Banjar, gagal dilaksanakan lantaran petani lebih memilih menanami lahan sawahnya dengan tanaman padi.
Hal itu dikatakan Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan Kota Banjar, Agus Kostaman, saat ditemui HR di ruang kerjanya, Selasa (27/8). Menurutnya, dulu rencana tersebut akan dilaksanakan pada bulan Juni untuk penanamannya, yakni setelah masa panen padi.
“Namun ternyata waktu itu masih banyak air karena masih sering terjadi turun hujan. Kemudian, para petaninya pun lebih memilih menanam padi lantaran masih ada air. Sedangkan lahan darat di Banjar ini sangat terbatas, jadi menggunakan lahan sawah. Akibat hal itu sehingga kami tidak jadi mengambil program bantuan tersebut,” ujar Agus.
Selain itu, para petani palawija sendiri tidak memfokuskan menanam kedelai pada lahan palawijanya, tapi diisi juga oleh jenis tanaman lain, seperti kacang tanah, kacang hijau, singkong, dan sebagainya.
“Kebanyakan lahan yang digunakan untuk tanaman kedelai yaitu lahan pesawahan. Biasanya kedelai ditanam setelah panen padi sebagai tanaman penyelang, atau pada musim katiga. Dan kondisi seperti itu bukan hanya terjadi di Kota Banjar saja, namun di kabupaten kota lain pun sama,” katanya.
Agus menambahkan, sebetulnya lahan pertanian di Banjar sendiri cocok untuk ditanami palawija. Namun demikian, lahan pesawahan di Indonesia hanya difokuskan untuk ditanami padi. (Eva/Koran-HR)