Menyusul kalender musim panen raya berlangsung secara bersamaan di sejumlah sentra padi di wilayah Pamarican dan sekitarnya, membuat petani merugi menyusul harga jual gabah mengalami penurunan. Foto: Entang Saeful Rachman/HR
Pamarican, (harapanrakyat.com),-
Sejumlah petani di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis, mengaku merugi menyusul anjloknya harga jual gabah padi yang sudah berlangsung selama sepekan terahir ini. Turunnya harga jual gabah tersebut, dipengaruhi dari meningkatnya produksi padi karena terjadi musim panen yang bersamaan di berbagai daerah.
Petani asal Desa Pamarican, Kecamatan Pamarican, Maman Suryaman, (42), mengatakan, harga jual gabah kering sebelum panen mencapai di atas Rp 400 ribu per kwintalnya. Namun, setelah musim panen, harga jual menjadi turun dikisaran Rp. 300 ribu per kwintalnya atau dikisaran Rp. 3000 hingga Rp. 4000 per kilonya.
“Dengan harga jual yang menurun seperti ini, sudah dipastikan kami rugi untuk musim panen kali ini,” kata Maman, kepada HR, Senin (27/8).
Menurut Maman, penurunan ini dipengaruhi dari kalender musim panen raya yang bersamaan di sentra produksi padi, seperti di Kecamatan Pamarican, Purwadadi, Lakbok, Banjarsari, Padaherang dan Langensari Kota Banjar.
Dengan kondisi seperti ini, sambung Maman, membuat sejumlah petani di Pamarican banyak yang menjual gabahnya di tempat (sawah) kepada tengkulak. Hal itu karena petani tidak mau ribet mengurus padi yang siap panen. “ Harga kan turun. Kalau kita jual ke pasaran harus tambah ongkos angkutan. Dari pada makin rugi, ya sudah kita jual di tempat saja, “ jelas Maman.
Hal senada juga disampikan Ajum (53), petani asal Kertahayu, Kecamatan Pamarican. Dia mengatakan, tidak adanya standar harga yang dipatok oleh pemerintah atau (HPP) tentang gabah kering, membuat harga gabah padi tidak stabil harga jualnya.“Penurunannya anjlok tajam hingga mencapai 50 persen,” katanya.
Karenanya,Ajum berharap adanya campur tangan pihak pemerintah agar standar harga jual untuk gabah padi bisa stabil. “ Kita minta pemerintah segera turun tangan membantu kesulitan petani, agar kami tidak terus merugi,” pungkasnya. (Ntang/R2/HR-Online)