Daerah bantaran Sungai Citanduy yang berada di Desa Kalipucang, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, sebagian berubah menjadi bagian wilayah sungai, akibat terjadi abrasi yang cukup parah, setelah terjadi lonjakan debit air dan arus yang terus menghantam daerah bantaran. Foto: Entang Saeful Rohman/HR
Kalipucang, (harapanrakyat.com),-
Akibat lonjakan debit air yang menyebabkan banjir di daerah hulu Sungai Citanduy, membuat bantaran Sungai Citanduy yang berada di Desa Kalipucang, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran mengalami abrasi yang cukup parah. Akibatnya, lebar badan sungai yang memisahkan batas dua daerah, yakni antara Kabupaten Pangandaran dengan Kabupaten Cilacap itu, kini semakin melebar.
Setelah terjadi abrasi yang terjadi Kamis (25/7) pekan lalu, membuat lebar badan sungai di daerah itu menjadi melebar sekitar 200 meter. Hal itu disebabkan dari tingginya debit air yang mengencangkan arus sungai yang kemudian menghantam tanggul yang berada di daerah bantaran sungai. Akibat hantaman arus air tersebut yang menyebabkan pengikisan tanah dan lambat laun terjadi abrasi.
Menurut Wawan Iswan, Warga Desa Kalipucang, yang rumahnya tidak jauh dari Sungai Citanduy, bertambah luas badan Sungai Citanduy ini akibat dari pengikisan yang disebabkan oleh lonjakan debit air sungai belakangan ini yang tingginya bertambah 5 meter dari daerah bantaran.
“Selain debit airnya bertambah, juga arusnya sangat kencang. Arus itu yang terus menghantam daerah bantaran sehingga cepat terjadinya abrasi,“ terangnya, kepada HR, Jum’at (26/7).
Hal senada juga disampaikan Miskun, warga Desa Kalipucang. Menurut dia, terjadinya abrasi yang mengakibatkan semakin melebarnya badan Sungai Citanduy, harus menjadi perhatian pihak pemerintah di kedua wilayah. Pasalnya, jika tidak segera ditangani, lebar badan Sungai Citanduy akan semakin bertambah lebar.
“Yang paling harus segera ditangani, yakni abrasi yang terjadi di belokan sungai. Karena, di posisi belokan sungai, paling mudah terjadi abrasi, bahkan pohon- pohon yang tadinya di daratan kini tidak sedikit yang berada di daerah sungai, “ ujarnya.
Miskun pun khawatir, jika abrasi ini terus terjadi, lambat laun akan menghantam ke daerah permukiman warga yang posisinya berada di daerah bantaran sungai. (Ntang/R2/HR-Online)