Panjalu, (harapanrakyat.com),-
Tanaman Kopi di atas lahan seluas 104 hektar di kawasan RPH Panjalu BKPH Ciamis KPH Ciamis, tepatnya berada di wilayah Desa Kertamandala Kecamatan Panjalu siap dipanen.
KRPH Panjalu, Maman, Sabtu (11/5), mengatakan, luas lahan Perhutani mencapai 150 hektar. Dari luas lahan itu, dibawah tegakan pohon pinus seluruhnya ditanami tanaman kopi dan tanaman hutan yang memiliki nilai ekonomis.
Menurut Maman, tanaman kopi yang berada di bawah tegakan pohon pinus, 104 ha sebentar lagi siap untuk dipanen. Diperkirakan sekisar 400 ton kopi basah bisa turun saat musim panen tahun ini.
Hanya saja, meski tanaman kopi berada di wilayah Panjalu, tapi yang bisa meraup untung bukan masyarakat setempat, melainkan petani kopi dari Kec. Rajadesa. Pasalnya, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Lestari Mukti (masyarakat setempat), hanya menanam 1 persennya dari luas lahan tersebut.
Maman menilai, hal itu disebabkan lantaran minat masyarakat setempat untuk mengelola kebun kopi sudah berkurang. Padahal status tanah, kata dia, tidak perlu disewa, yang penting bisa bekerja sama dalam artian menjaga tanaman Pinus milik Perhutani.
Olih, seorang petani, mengatakan, menanam kopi di atas lahan milik Perum Perhutani ada konsekuensinya. Selain harus turut bertanggung jawab menjaga dan memelihara tanaman Pinus, 20 persen hasil panen harus disetor ke Perhutani, 2 persen untuk Desa, dan 3 persen untuk LMDH. Dengan kata lain, petani mendapat keuntungan 75 persen.
âTapi hal itu wajar. Alangkah baiknya, persentase untuk desa dinaikan, sehingga PAD Desa Kertamandala bisa bertambah,â ungkapnya.
Sementara itu, Nana, petani lain, mengatakan, kopi yang ditanam di wilayah Panjalu jenis Robusta. Petani mulai menanam kopi sejak tahun 2007, dan tahun ini, merupakan kali kedua petani memanen kopi.
Nana menyayangkan, hasil panen kopi harus dijual keluar kecamatan, sehingga memerlukan biaya transport cukup besar. Kalau saja di wilayah Panjalu ada bandar, dia yakin roda perekonomian di wilayah Panjalu dapat meningkat, sebab para petani tak perlu repot merogoh ongkos angkut. (dji)