Langensari, (harapanrakyat.com,),- Keberadaan Unit Pelayanan Teknis (UPT) Balai Benih Ikan (BBI) di Kota Banjar Jawa Barat seharusnya bisa merangkul dan membina para petani ikan, apalagi kantor pelayanan tersebut merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Pertanian.
Hal itu dikatakan Tono, Sekretaris Kelompok Petani (Koptan) Mukti Mandiri, Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, yang bergerak di bidang usaha pembibitan ikan.
Baca juga: Koptan Resah, Bantuan Ternak Sapi Dipungli
“Yang terasa oleh kelompok, keberadaan BBI di Kota Banjar tidak ada manfaatnya. Alasannya karena BBI juga orientasinya semacam bisnis. Terkadang harga bibit ikan yang dijual di sana lebih mahal dibanding harga di petani,” kata Tono, kepada HR, Selasa (12/3).
Padahal, lanjut dia, para petugas UPT BBI seharusnya bisa mentransferkan ilmunya kepada kelompok petani ikan agar petani tersebut dapat lebih mengembangkan lagi usahanya.
Menurut Tono, sebetulnya bagi kelompok petani ikan yang ada di Langensari, dibina atau tidak pun kelompok akan tetap berjalan. Cuma yang diharapkan mereka yakni adanya pembinaan dari dinas terkait, kemudian menempatkan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang memiliki SDM bagus.
Pasalnya, selama ini kebanyakan petugas PPL hanya diam di kantor dan enggan turun langsung ke lapangan. Bila kondisi seperti itu terus berlangsung, maka visi Banjar sebagai Kota Agropolitan tidak akan tercapai.
Baca juga: BPP dan PPL Bantah Tuduhan Koptan Langensari Banjar
“Selain itu, yang menjadi bahan pertimbangan kami, kalau petani dan pihak pemerintah, dalam hal ini BBI tidak menjalin sistim kemitraan, apakah visi Banjar bisa tercapai. Adanya BBI di Kota Banjar diharapkan mampu membina semua petani ikan mengenai cara pembenihan ikan yang baik atau CPIB sesuai standar nasional,” tuturnya.
Tono juga memberikan gambaran mengenai sumber daya alam di wilayah Langensari sangat cocok untuk ternak ikan, khususnya jenis ikan gurame, baik dari kondisi air maupun cuaca. Namun, hal itu banyak pula yang tidak menyadarinya.
Dia mengaku, Koptan Mukti Mandiri yang dibentuk sejak tahun 2006, dengan jumlah anggota berikut pengurus sebanyak 10 orang, pertama kali mendapatkan bantuan dari pemerintah tahun 2008.
Namun, keseriusan semua anggota dalam menjalankan usaha pembibitan ikannya, maka sampai sekarang kelompok tersebut tetap berjalan. Selama ini pemasaran benih ikan 90 persen dikirim ke wilayah Ciamis, dan 10 persennya ke Tasikmalaya.
“Rata-rata setiap anggota dan pengurus masing-masing memiliki 10 kolam, lokasinya tersebar di beberapa RT. Kalau ditotalkan jumlahnya mencapai lebih dari 100 kolam. Bahkan saya sendiri sudah punya kelompok binaan yang tersebar di luar wilayah Muktisari, seperti di Desa Rejasari dan Waringinsari,” pungkas Tono. (Eva)