Parigi, (harapanrakyat.com),- Terkait masalah percaloan CPNS yang sekarang senter diperbincangkan di Ciamis selatan, Kepala UPTD Pendidikan Kec. Parigi, Kasmini, mengklaim, tugasnya sudah selesai sampai melakukan klarifikasi, dengan memanggil Iis Isyati, kepala salah satu sekolah di Parigi, yang diduga terlibat dalam sindikat penipuan CPNS.
Kasmini, Jumat (1/3), mengatakan, secara kedinasan pihaknya sudah berupaya untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi, dengan memanggil Iis Isyati, untuk menindaklanjuti surat yang dilayangkan Yuyun Supriatna.
Soal keinginan Yuyun untuk difasilitasi bertemu dengan Iis, secara institusi Kasmini menolaknya. Alasannya, karena Yuyun bukan guru honorer atau sukwan yang berada di wilayah kerjanya, Parigi.
Menurut Kasimini, permasalahan yang terjadi antara Yuyun Supriatna dan Iis Isyati merupakan persoalan pribadi. Dan tidak menyangkut dengan pihaknya, sebagai UPTD Pendidikan (kedinasan).
âKalau Yuyun mau bertemu dengan Iis, ya silahkan saja, datang langsung ke rumahnya. Karena, hasil dari klarifikasi saya terhadap Iis, ternyata persoalan yang terjadi antara keduanya adalah masalah pribadi. Bahkan, Iis sudah membuat pernyataan tertulis dan bermaterai, bahwa dinas tidak terlibat dengan masalah pribadi yang melilitnya,â ungkapnya.
Kepada HR, Kasimi mengaku tidak senang dengan upaya penekanan yang dilakukan Yuyun terhadap pihaknya, saat meminta difasilitasi bertemu dengan Iis Isyati. Padahal, kewajiban sebagai kepala UPTD, Kasimini sudah selesai samapi upaya klarifikasi.
Lebih lanjut Kasmini mengaku sangat kesal dengan persoalan yang sudah lama tidak terselesaikan itu. Dia juga bertanya-tanya, kenapa dirinya sampai kena getahnya. âSaya bertugas di Kec. Parigi kan baru dua bulan. Kenapa tidak diselesaikan dengan kepala UPTD sebelum saya,â tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Kasimini juga berkeluh kesah, bahwa tugas Kepala UPTD banyak yang lebih penting, daripada menyelesaikan masalah ini. Kasmini tidak mau dibebani masalah antara Yuyun dan Iis Isyati.
âSaya juga bosan dan cape menghadapi wartawan terkait masalah ini. Bahkan, baru-baru ini ada yang mengatasnamakan media massa, dan menawarkan jasa untuk membekingi saya terkait pemberitaan ini. Memangnya saya salah apa, kok wartawan itu menawarkan jasa membekingi saya, â pungkasnya.
Dihubungi terpisah, Iis Isyati, mengaku gerah dan kecewa terhadap upaya Yuyun (mantan bawahannya), yang sudah mengekspos masalah tersebut ke sejumlah media massa. Padahal, kata Iis, dirinya sedang mencari solusi/ jalan keluar untuk menyelesaikan masalah dengan Yuyun.
âKalau memang ingin cepat selesai, ayo kita selesaikan bersama, dengan mencari solusi yang tepat. Pada dasarnya, saya juga korban penipuan. Apalagi nominal yang harus saya tanggung kurang lebih dari Rp 100 juta. Dari pada berbicara ke media massa, mendingan cari solusinya,â ungkapnya.
Iis meminta, Yuyun tidak melulu memojokan dirinya sebagai dalang dari persoalan korban rekrutmen CPNS yang terjadi di Ciamis selatan. âSaya ini bukan pelaku utama. Uang yang katanya diberikan oleh Ibunda Yuyun, saya tidak merasa menikmatinya. Dan sudah jelas, dalam kwitansi tidak ada tandatangan saya,â katanya.
Sementara itu, Yuyun Supriatna, berharap ada pihak penengah untuk membantu menyelesaikan masalah antara dirinya dengan Iis Isyati. Dengan begitu, dia menilai, upaya penyelesaian masalah bisa nyaman dan tidak sepihak.
Terkait ekspos di media massa, Yuyun mengaku hal itu untuk meminta bantuan dari berbagai kalangan agar mau turun tangan menyelesaikannya. Yuyun berjanji, jika urusannya sudah selesai, dia tidak akan lagi melakukan penekanan kepada siapapun. (Syam)