Panawangan, (harapanrakyat.com),- Satrio (8), bocah laki-laki dari pasangan suami istri (pasutri) Mimi dan Wawan, warga Dusun Cibogor RT 08/ 2 Desa Panawangan, kelahiran tanpa tangan dan kaki. Saat ini, bocah tersebut mampu melukis dengan menggunakan mulutnya.
Mimi, (ibu Satrio), ketika ditemui HR, di rumahnya, mengatakan, sejak usia 7 tahun, Satrio anaknya sudah bisa melukis. Cara Satrio melukis memang berbeda dengan anak lainnya.
Kepada HR, Mimi mengaku tidak pernah membayangkan, Satrio dengan keterbatasan fisik yang dialaminya bisa berkarya dengan membuat sebuah lukisan, meski lukisan tersebut masih memiliki nilai lebih, tapi Mimi menghargai karya anaknya itu.
Menurut Mimi, kemampuannya untuk mengeksplorasi sebuah gambar yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Bahkan, tidak seorang pun mengajarkannya. Dia hanya mengandalkan instingnya.
“Terkadang saya merasa melihatnya. Saya sering berandai-andai, kalau saja anak terlahir normal, mungkin bisa melebihi anak-anak lain seusianya. Sebab, dengan kondisi seperti ini saja, Satrio bisa berkarya dan melakukan apa yang orang lain bisa,” tulisnya.
Di tempat terpisah, Sahdi, Pegawai Kec. Panawangan, mengatakan, bahwa kesuksesan seseorang bukan karena kondisi fisiknya. Dia juga mencontohkan, warga Australia yang bernama Nick, pada usia 10 tahun, sempat berpikir untuk bunuh diri. Dia prustasi karena kondisinya fisiknya menjadi bahan olok-olokan anak lain.
Nick juga diremehkan, lanjut Sahdi, karena dianggap tidak bisa melakukan banyak hal sebagaimana orang lain. Tapi di luar dugaan, Nick ternyata mampu menyelesaikan kuliah sampai mendapat gelar Sarjana Akuntansi.
“Dia juga aktif dalam kegiatan nirlaba, memberikan pencerahan kepada banyak kalangan,” tulisnya.
Sahdi berharap, apa yang dialami Satrio bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang. Termasuk kriteria perlu mendapat apresiasi. (dji)