Cipaku, (harapanrakyat.com),- Hewan ternak sapi milik Kelompok Ternak Tanjungsari Dusun Kidul Desa Buniseuri Kec. Cipaku Kab. Ciamis dua minggu belakang ini terserang penyakit timpani atau penyakit lambung. Akibatnya, perut sapi membuncit dan sulit dismebuhkan, bahkan beberapa diantaranya menyebabkan kematian.
Ketua Kelompok Ternak Tanjungsari, Somana, beberapa waktu lalu, mengatakan, pihaknya memiliki 32 ekor sapi. Dua minggu terakhir, 5 ekor sapi miliknya terserang penyakit timpani/ lambung.
âBahkan, dua ekor sapi diantaranya sudah mati. Sementara tiga lainnya masih dalam tahap pengobatan dan penyembuhan,â ungkapnya.
Menurut Somana, penyakit terserbut menyerang ternak sapi secara mendadak. Ciri-ciri sapi yang terkena penyakit itu diantaranya perut membuncit, giginya mengerit atau mengeluarkan bunyi (kekeret-sunda).
Guna mengantisipasi lebih jauh, Somana mengaku sudah melaporkan perihal kejadian yang dialami sapi milik Kelompok Ternak Tanjungsari kepada Dinas Peternakan (Disnak) Kab. Ciamis.
Dian Kusdiana, peternak sapi asal Dusun Desa Kulon Desa Ciakar, mengatakan, penyakit perut kembung (timpani atau bloat), disebabkan oleh mengembangnya rumen (salah satu bagian lambung ternak ruminansia -memamah biak-), akibat terisi gas yang berlebihan.
Jadi, kata dia, ketika esophagus (tabung berotot yang mengangkut makanan dari mulut ke lambung) tersumbat mengakibatkan terhambatnya pengeluaran gas. Dan menyebabkan perut sapi membuncit.
Menurut Dian, penanganan dan pengobatan penyakit ini bisa dilakukan secara langsung, dengan mengeluarkan gas pada sapi melalui selang. Pengobatan alternatif, juga bisa dengan cara meletakan sepotong kayu kemudian dikaitkan pada mulutnya.
Eri, petugas BP3K Kec. Cipaku, mengatakan, penyakit timpani paling sering menyerang sapi dan domba pasca mengalami diare (mencret). Meski terlihat sepele, penyakit ini bisa menimbulkan kematian pada hewan ternak.
âTimpani disebabkan populasi mikroba yang terjadi pada rumen. Atau karena pengaruh pakan yang masih basah. Untuk menghindari itu, pakan sapi harus dijemur terlebih dahulu, setelah kering baru diberikan kepada sapi,â pungkasnya. (dji)