Banjar, (harapanrakyat.com),- Proses pembuangan tanah bekas longsoran tebing di jalur utama lintas Selatan Jawa Barat-Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Manggasari, Desa Panulisan, Kec. Dayeuh Luhur, Kab. Cilacap, yang terjadi Jum’at (4/13), sampai sekarang masih terus berlanjut.
Material longsor yang menutupi badan jalan panjangnya mencapai 50 meter dengan ketinggian hingga 10 meter, sehingga proses pembuangan material membutuhkan waktu cukup lama, terlebih hujan turun setiap sore.
Akibat dari longsornya tebing di lokasi tersebut, maka jalur utama lintas Selatan dialihkan ke jalan alternatif via Kecamatan Langensari. Jika saja Pemerintah Kota Banjar tidak membangun jembatan penghubung dan fly over di Langensari, sudah dipastikan saat ini jalur utama lintas Selatan lumpuh total.
Padahal, dulu rencana pembangunan kedua fasilitas tersebut banyak diprotes sejumlah kalangan karena dinilai hanya akan membuang-buang anggaran semata. Namun, kini kedua fasilitas umum itu banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Banjar sendiri maupun luar daerah.
Menurut Kabid. Lalin Dishub, sekaligus Plt. Kasatpol PP Kota Banjar, Yayan Herdiaman, pihaknya memasang rambu-rambu lalu lintas alternatif di setiap titik/jalan persimpangan, diantaranya ke arah Jawa Tengah 6 titik, dan arah ke Banjar dari Jawa Tengah 8 titik.
“Untuk mengurai kemacetan, jalur dibagi dua, kendaraan tujuan ke Jateng lewat jalan sier. Sedangkan dari Jateng lewatnya ke Pasar Langkap. Sampai sejauh ini berjalan lancar, meski ada hambatan tapi semua dapat ditanggulangi karena koordinasi dilakukan antar Satlantas, Dishub, Pol PP, RAPI, Dinas PU, serta Badan Bencana Daerah dari Jateng maupun Kota Banjar. Waktu awal pengalihan, petugas berjaga di setiap titik selama 24 jam. Setelah material bisa dipindahkan, maka petugas hanya berjaga dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore,” ujar Yayan, Senin (7/13).
Berdasarkan informasi dari pihak terkait, lanjutnya, bahwa jalur Selatan diperkirakan akan normal kembali dalam minggu ini. Dan untuk sekarang masih diberlakukan buka tutup jalur. Namun tergantung situasi juga. Artinya, jika ada pemberitahuan dari pihak Badan Bencana jalan ditutup, berarti jalur dialihkan kembali.
Yayan mengatakan, langkah Pemkot Banjar sudah sangat tepat dengan membangun jembatan dan fly over di Langensari. Sebab, jika kedua fasilitas bangunan tersebut tidak ada, maka jalur Selatan bisa terputus total.
“Kami juga meminta maaf kepada para pengguna jalan, karena sekarang ini perjalanannya terganggu. Mudah-mudahan dalam waktu dekat semuanya dapat berjalan normal lagi seperti semula,” kata Yayan.
Sebelumnya ditemui di tempat terpisah, Kabag Ops Polresta Banjar, Nazmudin, saat ditemui HR di Pos Penjagaan Langensari, Sabtu (5/13), mengatakan, jalur Langensari merupakan salah satu jalan alternatif dari arah Jateng menuju wilayah Jabar.
“Ada pula jalan alternatif lain, yaitu bagi kendaraan dari Jateng yang akan menuju ke Jakarta dialihkan ke jalur Pantura, sehingga hal itu dapat mengurai kemacetan,” ujarnya.
Dia juga mengakui, bahwa memang pada awal pengalihan jalur terjadi kemacetan di Langensari, yaitu antara jam 08.00 WIB sampai jam 10.00 WIB. Kemacetan tersebut akibat adanya beberapa kendaraan besar yang terperosok ke bahu jalan.
Selain kendaraan yang melintas didominasi oleh kendaraan besar bermuatan berat, kemacetan juga terjadi akibat kondisi ruas jalan di jalur Panatasan dan sier terlalu kecil. Untuk itu, jalan di kedua jalur tersebut perlu pelebaran, supaya kedepannya dapat dijadikan jalur alternatif yang aman. (PRA/Eva)