Banjar, (harapanrakyat.com),- Sejumlah pegawai toko di Kota Banjar, mengaku jengkel dengan penjualan secara paksa obat pembasmi jentik nyamuk. Penjual obat tersebut mengaku dari Forum Peduli Kesehatan Lingkungan.
Seperti diungkapkan Siska, penjaga salah satu mini market di Jl. Husein Kartasasmita. Dia mengaku telah didatangi dua orang berpakaian rapih yang mengatasnamakan dari Forum Peduli Kesehatan Lingkungan.
“Mereka datang dengan membawa satu buah map dan kwitansi pembayaran untuk kesehatan se-Jawa Barat. Dalam kwitansi itu sudah tertulis uang sejumlah tujuh ribu rupiah, dan meminta saya untuk membayarnya,” katanya kepada HR, Jum’at (9/11).
Siska tidak bisa menolak, karena kedua orang tersebut mengaku bahwa Forum Peduli Kesehatan Lingkungan itu dari pemerintahan, yaitu Dinas Kesehatan Kota Banjar. Kemudian, Siska diberi obat pembasmi jentik nyamuk sebanyak enam bungkus.
Hal serupa dialami Reni, salah seorang pelayan toko tas yang lokasinya tidak jauh dari mini market tempat Siska bekerja. Namun menurut Reni, orang yang datang ke tempatnya bekerja jumlahnya tiga orang.
“Yang datang ke sini sama ngakunya dari Forum Peduli Kesehatan Lingkungan, jumlahnya tiga orang. Dua diantaranya wanita, dan satu laki-laki, mereka berpakaian seragam rapih. Begitu datang, tiba-tiba dia memberikan kwitansi pembayaran sebesar 50 ribu rupiah. Saya kaget dan langsung menolaknya,” tutur Reni.
Namun, setelah ketiga orang tersebut memperlihatkan surat tugas dan sertifikat, serta mengatakan bahwa mereka masih ada kaitannya dengan Dinas Kesehatan, maka Reni akhirnya percaya dan terpaksa membayarnya. Lalu mereka memberikan enam bungkus obat pembasmi jentik nyamuk.
Setelah ketiga petugas itu pergi, Reni langsung ke Siska yang bekerja di mini market untuk menanyakan apakah kedatangan petugas dari Forum Peduli Kesehatan Lingkungan atau tidak.
“Ternyata sama, bahkan mini market dipintanya lebih besar. Yang jadi pertanyaan, kenapa untuk pemungutan resmi dibeda-bedakan. Padahal obat pembasmi jentik nyamuk bila dibeli di apotek harganya tidak sampai 50 ribu rupiah,” ujarnya.
Selang beberapa menit, Reni pun berusaha mengejarnya karena dirinya merasa telah tertipu. Tapi, ketiga orang itu sudah menghilang pergi entah kemana. Menurut Reni, salah satu dari mereka sempat memberikan nomor handphone atas nama Asep Maulana. Namun ketika dihubungi nomor tersebut langsung tidak aktif. (PRA)