(HPS ke-32)
Oleh : H. Basir, SP, MP
Wakil Presiden RI, Prof. Dr. Boediono, membuka puncak peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-32 tingkat nasional di arena pameran Temanggung Tilung Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 18 Oktober 2012, sekaligus juga membuka secara resmi pameran dan bazaar yang dilaksanakan tanggal 18 â 21 Oktober 2012.
Tema HPS tahun ini Agricultural Cooperatives-Key to Feeding The World. Semangat tersebut diterapkan secara nasional dengan mengusung tema âAgroindustri Berbasis Kemitraan Petani Menuju Kemandirian Pangan.â
Pemerintah menjamin ketersediaan pangan di Indonesia mencukupi, kendati di beberapa negara terjadi krisis pangan. Badan pangan PBB (FAO) sebelumnya mengumumkan penurunan orang lapar dari 925 juta orang menjadi 870 juta orang.
Masyarakat dunia dihantui oleh ancaman krisis pangan akibat gagal panen. Ancaman tersebut terkait dengan perubahan iklim yang tidak menguntungkan, serta jumlah penduduk dunia dari tahun ke tahun meningkat, sehingga memiliki konsekwensi peningkatan kebutuhan pangan.
Dalam rangka peringatan HPS tahun 2012, pemerintah mendorong pembangunan sentra-sentra atau lumbung pangan di kawasan Indonesia Timur. Sekretasis Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Hermanto, mengatakan, komoditas pangan, khususnya beras dan jagung mengalami peningkatan hingga 4 persen lebih. Dengan kondisi ini, Indonesia dipastikan aman dari ancanaman krisis pangan.
Peringatan HPS tahun ini diisi dengan berbagai kegiatan, diantaranya pameran, seminar, berbagai lomba, dan gelar teknologi. Pameran merupakan wadah promosi dan upaya menggalangkan kebersamaan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat, dalam mengembangkan kemandirian pangan. Serta untuk memotivasi dan mengkomunikasikan pemantapan pembangunan ketahanan pangan.
Pelaksanaan pameran dibagi dalam beberapa zona, yaitu zona inti, zona edukasi dan zona promosi. Untuk zona inti menampilkan berbagai informasi dan visualisasi dari masing-masing sektor, yakni pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan Pemrov. Kalimantan Tengah.
Sedangkan zona edukasi diisi oleh segenap peserta dari kementrian/lembaga, pemda provinsi/kab/kota. Dan zona promosi terdiri dari BUMN, perusahaan/swasta dan UKM yang memproduksi berbagai produk pangan.
Termasuk Provinsi Jawa Barat menampilkan berbagai produk olahan pangan lokal, seperti bolu ganyong, kue semprit ganyong, cookies ganyong, egg roll ganyong, coru flake talas, black forest ubi jalar, cistik mokaf, mie cassava, bolu lapis singkong, lapis singkong pelangi, pastel singkong, bola-bola ubi, bolu cassava, cake tepung talas, chees stick sukun, mie talas, mokaf cookies, bika ambon, singkong pindang ubi jalar, putu moyong hanjeli, dan lain-lain. Sedangkan bahan pangan lokal diantaranya beras jagung, beras singkong, suweg, ubi jalar, gembili, garut ganyong, talas. Semua itu bahan pangan yang ada di Jawa Barat untuk mendukung ketahanan pangan di Provinsi Jabar.
Selama ini produksi beras dalam negeri terpusat di Pulau Jawa. Namun, pesatnya industrialisasi dan pertumbuhan pendududk yang tinggi menjadi penyebab lahan pertanian, khususnya lahan sawah, berubah fungsi menjadi lahan industry dan real estate.
Menurut data tahun 1984, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dengan luas lahan pertanian yang tersedia saat itu mencapai 16.7 juta hektare. Satu dasawarsa kemudian lahan tersebut berkurang menjadi 14,9 juta hektare, atau penyusutan lahan secara nasional mencapai 1.8 juta hektare.
Bagitu juga rakyat Indonesia Timur yang terbiasa makan jagung ataupun sagu, kini banyak beralih ke beras, akibatnya permintaan beras makin tinggi. Untuk bisa mewujudkan impian sebagai negara swasembada pangan, sangat bijak tentunya bila pemerintah memulai fokus pada upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional..
Memang, mendongkrak pertumbuhan ekonomi melalui sektor indistri penting, tapi mestinya jangan mengabaikan sektor agribisnis, karena bumi Indonesia telah dianugrahi tanah subur yang sangat potensi untuk menggenjot sektor pertanian.
Dengan peringatan HPS tahun 2012, Indonesia kembali menggairahkan, menggerakan dan menggelorakan tekad menuju swasembada pangan nasional. Semoga di masa mendatang Indonesia bisa mengambil bagian secara aktif sebagai bagian bangsa di dunia dalam menyambung pangan. ***