Dalam sebulan, pendapatan satu orang petugas penyebrangan bisa capai jutaan
Deni Supendi
Jasa perahu penyeberangan yang menghubungkan antara Desa Cintaratu Kec. Lakbok Kab. Ciamis dan Desa Tarisi Kec. Wanareja Kab. Cilacap, sehari-hari selalu ramai dipadati warga. Terlebih, jika hari pasar tradisional Cikawung tiba, yakni hari Jum`at dan Selasa.
Ahmad, salah seorang penumpang dari Desa Tarisi, beberapa waktu lalu, mengaku, selalu memanfaatkan jasa penyebrangan ini jika ingin pergi berbelanja. Menurut dia, pasar Wanareja terlalu jauh, jadi dia lebih memilih pergi ke pasar Cikawung yang di wilayah Jawa Barat.
Pada kesempatan itu, Ahmad bercerita, untuk menempuh ke pasar atau pusat Kota Wanareja, sedikitnya dia harus menempuh perjalanan berjam-jam. Sementara jika ke pasar tradisional Cikawung Desa Cintaratu, cukup hanya menempuh waktu beberapa menit saja.
Jasa penyeberangan perahu yang melintasi Sungai Citanduy itu, kata Ahmad, memang banyak dimanfaatkan warga. Selain bisa menghemat waktu, warga juga bisa menghemat pengeluran bahan bakar.
Apalagi, lanjut dia ongkos jasa penyeberangan perahu, juga tidaklah terlalu mahal, bahkan ada istilah âseikhlasnyaâ. Namun begitu, fasilitas yang diberikan untuk jasa penyeberangan itu masih minim, tidak seperti perahu yang dikelola secara profesional.
Nana, penumpang lainnya, mengaku cukup terbantu dengan adanya jasa penyeberangan tersebut. Dia mengaku tidak harus capai/ lelah menempuh perjalanan jauh jika harus membeli kebutuhan dapur sehari-hari.
“Jasa penyeberangan ini juga dibuka hingga 24 jam. Jadinya pulang dari wilayah Jabar agak malam pun, tetap berani,” ucap Nana, yang merupakan warga dari sebrang kali ini.
Harun (60), anggota Kelompok Barokah (penyedia jasa penyebrangan), beberapa waktu lalu, mengatakan, setiap hari jasa penyebrangan perahu yang dikelola kelompoknya selalu ramai, oleh aktifitas warga dari kedua wilayah.
Menurut dia, omzetnya jasa penyebrangan cukup lumayan untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dia bersama 13 orang lainnya, yang tergabung dalam kelompok Barokah, sudah sejak 7 tahun silam menjalani usaha di bidang tersebut.
Dalam sehari saja, kata Harun, dia bisa membawa uang sebesar Rp. 300 ribu persetengah hari (Shubuh-Magrib). Setiap hari, tugas penyebrangan dilakukan oleh 4 orang, dua orang pada waktu siang, dua orang waktu malam.
Sementara dalam seminggu, tugas jaga giliran bisa dilakukan sebanyak 3 sampai 4 kali. Itu artinya, dalam sebulan bisa kebagian piket jaga antara 16 sampai 20 kali. Jika dalam satu kali saja bisa mendapat Rp. 300 ribu, maka dalam bisa meraup uang hingga jutaan.
Berbeda dengan hari-hari biasa, pendapatan dari jasa penyebrangan ini bisa lebih besar ketika memasuki Hari Raya Idul Fitri. “Kalau hari-hari Lebaran, pendapatan kami biasanya bisa sampai antara Rp. 2 hingga Rp. 3 juta perorangnya,â ungkapnya. ***