Banjar, (harapanrakyat.com),- Sejumlah masyarakat berharap, pemerintah segera melanjutkan pembangunan taman kota sesuai dengan konsep yang telah direncanakan oleh pemerintah. Hal itu terkait dengan penataan dan pemanfaatan eks Lapang Bhakti yang akan dijadikan taman kota untuk memenuhi kebutuhan sarana/ ruang publik di Kota Banjar, yang direncanakan rampung tahun 2012.
Sebelumnya diketahui, bahwa untuk pembangunan tahap awal berupa penataan infrastruktur bawah tanah, yakni resapan air di sekitar kawasan telah selesai dibangun dengan anggaran sebesar Rp.700 juta.
Namun, hingga saat ini masih belum terlihat adanya aktifitas untuk pembangunan lanjutannya. Padahal, masyarakat sangat menantikan terwujudnya taman kota dengan berbagai fasilitas, sehingga kawasan tersebut bisa menjadi pusat aktifitas kebugaran, refreshing, dan sentra bisnis.
Seperti dikatakan Kosim (46), warga Kel/Kec. Banjar. Dia berharap, sebaiknya pemerintah segera menata eks Lapang Bakti menjadi sebuah taman kota sesuai dengan konsepnya.
“Terus terang saja, saya sebagai masyarakat Banjar menginginkan pembangunan tanam kota di bekas lapangan bola ini secepatnya diselesaikan, sehingga di Banjar ini ada lagi tempat hiburan, refreshing atau sekedar nongkrong sambil ngobrol dengan rekan-rekan. Karena katanya taman kota itu nantinya akan dilengkapi berbagai fasilitas. Tapi kapan bisa terwujudnya,” tanya Kosim, Kamis (7/6).
Menurut dia, taman kota merupakan sebuah ruang terbuka yang dapat mengintegrasikan antara lingkungan, masyarakat, dan kesehatan di lingkungan perkotaan.
Selain bermanfaat bagi lingkungan, taman kota juga bermanfaat secara estetis, rekreasi, psikologis, sosial, serta ekonomis bagi masyarakat. “Makanya konsep pembentukan dan peran penting taman kota perlu dipahami oleh seluruh komponen masyarakat,” Kosim.
Harapan yang sama juga diungkapkan Euis (35), warga Kel/Kec. Purwaharja. Menurut dia, selama ini tempat yang paling banyak dituju masyarakat untuk refreshing adalah taman Alun-alun.
Namun, apabila lahan bekas Lapang Bhakti itu bisa segera dijadikan taman kota, dirinya yakin keramaian tidak hanya terpusat di Alun-alun saja, baik itu pada sore maupun malam hari.
“Tapi sayangnya pembangunan taman kota tersebut hingga saat ini belum juga dilanjutkan. Masyarakat Banjar ini sangat haus tempat hiburan. Tempat hiburan itu bukan berarti bioskop atau tempat karoke saja, taman kota juga menurut saya merupakan salah satu tempat hiburan,” ujar Euis (8/6).
Pendapat serupa diungkapkan Eman (43), warga Kel. Bojongkantong, Kec. Langensari. Dia mengatakan, jika saja rencana pembangunan taman kota dapat segera terwujud, maka keberadaannya akan menjadi sarana berkumpulnya masyarakat Banjar sendiri, maupun dari luar kota.
Untuk menyampaikan harapan dari masyarakat seperti itu, HR mencoba untuk mengkonfirmasikan kepada Dinas PU Kota Banjar melalui Bidang Cipta Karya. Namun, Kabid. Cipta Karya maupun Kasie. Perencanaan pada bidang tersebut tidak bisa ditemui.
Menurut salah seorang petugas penerima tamu, bahwa pejabat terkait sedang tidak ada di tempat. Karena mereka tidak bisa ditemui, akhirnya HR pun menemui Kabid. PSDA, karena memang ada keperluan juga pada bidang tersebut. Namun sebelumnya HR meminta ijin dulu kepada petugas penerima tamu.
Setelah mendapat ijin, HR masuk ke ruangan Kabid. PSDA. Tetapi, baru saja beberapa detik berada di ruangan itu, HR melihat Kasie. Perencanaan Cipta Karya berjalan keluar dari kantor. Padahal, petugas penerima tamu mengatakan dia sedang keluar/tidak ada di kantor.
Yang jadi pertanyaan, kenapa seorang jurnalis yang akan mengkonfirmasikan sebuah permasalahan secara baik-baik malah seakan-akan dipersulit, tetapi oknum jurnalis yang tidak jelas, dan datang hanya dengan maksud tertentu, artinya bukan untuk kepentingan jurnalistik, justru bisa dengan mudah dilayani. (Eva)