Ciamis, (harapanrakyat.com),- Bupati Ciamis, H. Engkon Komara, menyatakan pihaknya akan segera mengevaluasi beberapa masukan atau rekomendasi DPRD Ciamis yang disampaikan pada sidang Paripurna LKPJ Bupati Ciamis tahun 2011. Dia pun mengakui adanya beberapa kelemahan pada kinerja Pemkab Ciamis salama tahun 2011, sehingga beberapa target kinerja banyak yang tidak tercapai.
“Nanti hari Kamis (10/5), kita akan membahas sekaligus mengevaluasi kinerja Pemkab selama tahun 2011 yang direkomendasikan DPRD. Nanti kita akan evaluasi SKPD mana saja yang dianggap lemah kinerjanya, sehingga target tidak tercapai,” ujarnya, usai menghadiri sidang Paripurna LKPJ Bupati Ciamis tahun 2011, di Gedung DPRD Ciamis, Selasa (8/5).
Menurut Bupati, dalam evaluasi nanti, pihaknya akan membahas satu persatu point yang menjadi sorotan dalam rekomendasi DPRD Ciamis terhadap LKPJ Bupati tahun 2011.
“Setelah kita tahu permasalahannya, kita akan panggil beberapa SKPD yang mendapat sorotan, sekaligus kita akan melakukan teguran terhadap SKPD tersebut,” ujarnya.
Bupati mengatakan, adanya beberapa target yang tidak tercapai, misalnya target PAD Ciamis tahun 2011, dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, tidak masuknya retribusi RSUD Ciamis ke dalam PAD. Hal itu merupakan aturan baru yang dimana retribusi RSUD harus digunakan untuk keperluan operasional RSUD sendiri.
“Hilangnya pendapatan dari RSUD, salah satu faktor yang mempengaruhi menurunnya PAD Ciamis tahun 2011, disamping ada faktor lain pun yang ikut mempengaruhi, seperti kebocoran retribusi di objek wisata dan lainya sebagainya,” ujarnya.
Soal tidak tercapainya target peningkatan IPM dan indeks Daya Beli Masyarakat, Bupati mengatakan, meski secara target yang ditetapkan Pemkab tidak tercapai, tetapi jika dibandingkan dengan pencapaian Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Ciamis sudah melebihi target. “Pencapaian target IPM dan Daya Beli Masyarakat oleh Kabupaten Ciamis, lebih bagus dari pencapian Pemprov Jabar,” imbuhnya.
Dinas Pertanian Bantah Tidak Konsisten
Menanggapi soal rekomendasi Pansus LKPJ Bupati Ciamis Tahun 2011, yang salah satunya menyatakan laporan program peningkatan ketahanan pangan tahun 2011, dari alasan ketidaktercapaian hasil produksi padi, palawija dan kacang tanah, yang dinilai tidak konsisten laporannya, ternyata dibantah Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, Ir. Endang Supardi.
Endang mengatakan adanya miss persepsi soal musim tanam antara Pansus dengan pihaknya. “Kami bukan tidak konsisten, ini miss persepsi, namanya musim panen itukan bukan hitungan pertahun, tapi ada fase-fase tanam. Fase tanam padi kami temui kendala musim kemarau, begitupun pada saat tanam kedelai dan kacang tanah, kami menemui kendala musim hujan,” terangnya kepada HR (8/4).
Endang mengatakan bahwa pihaknya mendapat kesulitan memperkirakan cuaca, meski data cuaca dalam setiap harinya diberitahu oleh BMG. “Karena Data dari BMG sekalipun, kerap meleset. Hal itulah yang jadi kendala,” imbuhnya.
Seperti diberitakan HR sebelumnya, DPRD Ciamis mengaku prihatin menyusul banyaknya target kinerja Pemkab Ciamis tahun 2011 yang tidak tercapai. Hal itu diketahui setelah Pemkab menyerahkan dokumen LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban) Bupati Ciamis tahun 2011 ke DPRD Ciamis.
Ketua Pansus LKPJ Bupati, DPRD Kab. Ciamis, Iwan M. Ridwan, S.Pd, M.Pd, mengatakan, banyak pencapain kinerja Pemkab tahun 2011 yang tidak memenuhi terget yang ditetapkan, seperti pada program peningkatan IPM tahun 2011, dimana target pencapaian IPM yang hanya 72,80 dari target 72,81.
Iwan juga mengungkapkan, dalam arah kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah, yang menjadi sorotan Pansus lebih mengkritisi pada pencapaian PAD tahun 2011 yang tidak sesuai target. Pencapaian target PAD hanya 91,81 % atau Rp. 58,9 milyar dari target sebesar Rp. 64,1 milyar, khususnya dari penerimaan Retribusi Daerah yang hanya mencapai 82,90%, yaitu sebesar Rp.35, 2 milyar dari target Rp. 42, 5 milyar.
Menurut Iwan, pada program peningkatan ketahanan pangan tahun 2011, misalnya, diketahui adanya ketidaktercapaian produksi padi dari target 882,700 ton hanya tercapai sebesar 772,325 ton, produksi kedelai dari target 12.692 ton hanya tercapai 5.674 ton, dan kacang tanah tercapai 2.977 ton dari target 5.000 ton.
“Pada laporan peningkatan pangan ini ada hal yang menggelitik bagi kami dan bisa dibilang sangat aneh juga mengada-ada. Karena dalam laporannya, disebutkan bahwa alasan gagal panen sehingga tidak tercapainya produksi padi, disebabkan dari musim kemarau yang berkepanjangan selama tahun 2011,”
“Tapi, dalam laporan tentang alasan gagalnya produksi kedelai dan kacang tanah, disebabkan dari musim hujan yang berkepanjangan selama tahun 2011. Artinya, laporan itu tidak konsisten dan kelihatan mengada-ada. Ketika gagal panen beralasan karena musim hujan berkepanjangan, tetapi alasan gagal produksi kedalai dan kacang tanah malah menyebutkan karena musim kemarau yang berkepanjangan,” ujarnya. (DK/Bgj)