Setiap tanggal 22 April kita memperingati hari bumi. Sudah berapakah usianya? Sekitar empat setengah miliar tahun! Tua sekali ya? Semakin tua, beban bumi semakit berat. Naah lhoo.
Awal Hari Bumi
Pada 22 April 1970 sekitar 20 juta orang Amerika Serikat (AS) berkumpul dengan satu tujuan, yaitu menyelamatkan lingkungan. Sebelumnya, senator di parlemen AS, Gaylord Nelson, memprotes soal kerusakan lingkungan dan mengusulkan agar masalah lingkungan masuk dalam agenda nasional.
Kemudian diadakan reli besar-besaran dari satu pantai ke pantai lain yang dilakukan ribuan orang. Mereka berdemonstrasi melawan perusak lingkungan, seperti pabrik-pabrik yang menyebabkan polusi udara, pembuangan bahan beracun ke sembarang tempat, dan hilangnya hutan. Masyarakat dunia mulai sadar pentingnya menjaga lingkungan bumi agar tetap lestari.
Cerita Bumi
Dalam tata surya, planet Bumi merupakan satu-satunya planet yang memiliki kehidupan seperti yang kita alami ini. Bumi kita selalu berputar mengelilingi matahari bersama tujuh planet lain yang disebut tata surya.
Tata surya merupakan bagian dari kelompok bintang dan planet yang disebut Bimasakti. Bumi berawal dari bola lahar panas. Ketika permukaannya terbentuk, dari gunung-gunungnya keluar gas yang membentuk atmosfer di sekeliling bumi. Kemudian bumi berangsur-angsur mendingin dan lahar di permukaan menjadi padat. Samudra dan laut pun mulai terisi air. Sekitar tiga miliar tahun lalu, kehidupan pertama di bumi berawal di lautan. Kemudian muncul tumbuh-tumbuhan, hewan, dan kehidupan, dari air bergerak ke daratan.
Sekarang aneka tumbuhan dan hewan berkembang dan tumbuh di bumi. Gunung berapi masih meletus dan masih ada badai, tetapi tidak sebanyak ketika bumi terbentuk. Usia bumi sekarang sekitar 4,54 miliar tahun diukur berdasarkan penanggalan radiometik meteorit dan sesuai usia bebatuan tertua yang pernah ditemukan.
Paru-paru Bumi
Satu-satunya planet yang memiliki hutan adalah Bumi. Hutan sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia dan hewan. Hutan juga menjadi rumah bagi hewan-hewan dan tumbuhan untuk berlindung. Di hutan tanaman tumbuhan saling berdekatan. Akar pohon menjaga tanah tetap menyatu dan daunnya mengeluarkan oksigen yang dibutuhkan semua makhluk hidup.
Sekarang hutan banyak yang rusak karena kebakaran dan penebangan liar. Makin lama area hutan makin gundul. Padahal, jika hutan rusak, hewan-hewan di dalamnya akan kehilangan habitat. Jika hutan hilang, paru-paru dunia pun berkurang. Banjir siap menerjang karena tak ada lagi akar pohon yang menahan air hujan Seperti terjadi di berbagai belahan bumi kita,banjir terjadi silih berganti dimana-mana.
Merusak Bumi
Bumi semakin tua ditambah bebannya semakin berat. Jumlah penduduk semakin banyak, kondisi alam juga banyak yang rusak karena polusi, polusi udara, polusi di laut, sungai dan danau. Pabrik-pabrik membuang air limbah beracun ke sungai yang sangat membahayakan ikan dan bisa menyebabkan ikan mati.
Kita sayangi bumi
Kalau sayang kepada bumi, kita bisa melakukan hal-hal seperti di bawah ini:
Menghemat Air
Jika menggosok gigi dan menggunakan air keran, matikan air selama menyikat gigi. Jangan biarkan keran terbuka karena air bersih akan terbuang percuma. Jika ibu mencuci beras atau sayuran, sampaikan agar airnya jangan dibuang. Air bekas cucian bisa dipakai untuk menyiram tanaman. Mandi dengan shower lebih hemat air dibandingkan dengan gayung.
Menghemat Listrik
Salah satu cara menyayangi bumi dengan menghemat listrik. Hal itu, misalnya menonton TV bersama-sama di ruang keluarga sehingga tidak perlu ada TV di kamar. Matikan lampu saat tidur dan matikan pendingin ruangan ketika meninggalkan kamar.
Jangan Sembarangan Buang Sampah
Berjanjilah tidak membuang sampah di sembarang tempat. Pisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sekarang banyak tong sampah untuk sampah kering dan sampah basah. Kalau lingkungan kita bersih, bumi akan terasa asri, kan? Beri senyum untuk bumi.
Menanam Pohon
Kita ciptakan penghijauan di sekitar kita, yuk. Kalau sudah ada tanaman, jaga dan jangan dirusak sebab tanaman kan makhluk hidup juga. Jika di rumah memasak cabai, pare, atau tomat, misalnya bijinya jangan dibuang. Keringkan biji-bijian tersebut dan simpan hingga suatu saat disebar di tanah kosong yang ada di sekitar rumah. (Kmp/HR.Berbagai sumber)