Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Ciamis, Senin (23/4), mendatangi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis. Mereka mempertanyakan anggaran penanganan gizi buruk di Kabupaten Ciamis yang tertuang dalam dokumen LKPJ (Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban) Bupati Ciamis tahun 2011 sebesar Rp. 3, 8 milyar.
Mereka mempertanyakan lantaran besaran anggaran untuk penanganan gizi buruk di Kabupaten Ciamis dinilai fantastis, sementara pencapaian angka untuk menekan penderita gizi buruk belum terlihat berhasil. Mereka pun menyoroti soal pengalokasian dana, hingga pencapaian target dalam menekan angka penderita gizi buruk di Kabupaten Ciamis.
Ketua PMII Cabang Ciamis, Haris Hendriana, mengatakan, pihaknya tidak hanya mempertanyakan masalah dana program penanganan gizi buruk tahun 2011 sebesar Rp. 3,8 milyar saja, tetapi juga ingin mengingatkan Dinas Kesehatan agar tidak membuat laporan ABS alias Asal Bapak Senang dalam membuat laporan soal penanganan gizi di Kabupaten Ciamis. Tetapi, laporan tersebut harus benar-benar didapat dari hasil data dan fakta yang digali di lapangan.
“Namun, yang kami ingin tahu dari audiensi ini, soal anggaran penanganan gizi buruk di Kabupaten Ciamis yang tertera di dokumen LKPJ Bupati tahun 2011 yang tertera angka 3,8 Milyar. Kita ingin bertanya, dana tersebut digunakan untuk apa saja, kemudian apa hasilnya dari penanganan gizi buruk di Kabupaten Ciamis yang menghabiskan anggaran cukup besar,” ungkapnya, kepada HR, usai menggelar audensi dengan Dinas Kesehatan tersebut.
Menurut Haris, data penderita gizi buruk yang dilansir oleh Dinas Kesehatan Ciamis, terkesan tidak mencerminkan dengan data sesungguhnya di lapangan. “Makanya, kita menilai laporan Dinas Kesehatan itu terkesan ABS, karena data dan fakta di lapangan masih banyak yang belum tercatat,” ujarnya.
Ditemui terpisah, Kepala Bidang Promosi Kesehatan Dinas Kesehatan Ciamis, Rahmat Jumawan mengatakan pihaknya mengklarifikasi soal adanya anggaran sebesar Rp. 3,8 milyar untuk penanganan gizi buruk di Kabupaten Ciamis tahun 2011.
Rahmat mengungkapkan, soal anggaran Rp. 3,8 milyar tersebut, bukanlah untuk penanganan gizi buruk saja, melainkan untuk alokasi lainnya, seperti dana preventif ( pencegahan), dan dana promotif Dinas Kesehatan dari dana BOK pemerintah pusat tahun 2011.
“Dalam dokumen LKPJ 2011 yang baru saya dapatkan pun, tertera Dana Program Bina Kesehatan, Ibu dan Anak sebesar Rp. 3,8 Milyar. Jadi saya tegaskan bahwa anggaran sebesar itu bukan untuk gizi buruk saja. Kalau dihitung, anggaran untuk penanganan gizi buruk paling hanya sekitar Rp. 300 juta dari anggaran sebesar Rp. 3,8 milyar itu,” terangnya, kepada HR, usai audensi.
Rahmat menambahkan operasionalisasi program Dinas kesehatan Ciamis yang dibiayai dari BOK pun sudah dipertangungjawabkan, karena program tersebut melalui kontrak kerja dengan Kepala Daerah atau Bupati.
“Dana BOK dikawal oleh SPM, yakni Standar Pelayanan Minimal, yang juknisnya sudah diatur oleh pemerintah pusat. Kita juga melakukan kontrak kerja dengan Bupati. Jadi kita tidak main-main, dan sangat keliru kalau kami dituding ABS,” imbuhnya.
Rahmat mengatakan penanganan Gizi Buruk di Kabuapten Ciamis tidak semuanya dibiayai dari anggaran BOK dari Kementerian Kesehatan RI, akan tetapi terdapat juga bantuan anggaran dari Pemprov Jabar.
“Dana dari Propinsi tergantung kuotanya, seperti angka gizi buruk di Kabupaten Ciamis tahun 2011 sabanyak 241 orang, dimana hanya 121 orang dibiayai dari BOK, sementara sisanya dibiayai oleh Pemprov Jabar,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, Dra. Aat Gustiawati, mengatakan pihaknya akan mengkonsentrasikan program penanganan gizi buruk bagi keluarga miskin.
“Penanganan gizi buruk bagi keluarga miskin akan lebih diperhatikan, bukan berarti untuk keluarga lainnya tidak. Karena mereka yang tidak mampu kondisinya lebih membutuhkan bantuan,” katanya kepada HR, usai audensi.
Berdasarkan data yang dihimpun HR dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, diperoleh angka gizi buruk tahun 2010 sebanyak 255 orang, tahun 2011 sebanyak 241, dan tahun 2012 sebanyak 205 orang. (DK)