Cipaku, (harapanrakyat.com),- Sedikitnya 10 hektar area tanaman padi yang berada di Desa Mekarsari Kecamatan Cipaku, terserang hama lembing pada musim panen tahun ini. Akibat serangan hama lembing itu, daun tanaman padi, bunga dan biji padi menjadi rontok.
Unah, petani asal Dusun Nanggewer, Minggu lalu, mengatakan, kawasan yang paling parah terserang hama lembing berada di Blok Cibaregbeg, Cikawung dan Cipurut. Menurut dia, serangan hama lembing itu baru dia ketahui pada saat pemberian pupuk untuk yang ketiga kalinya.
Senada dengan itu, Suryati, petani asal Dusun Cigaru, mengaku bingung bagaimana membasmi hama lembing yang terus menggasak tanaman padi miliknya. Meski begitu, dirinya sudah mengantisipasi dengan cara pembasmi hama dengan obat semprot, tetap saja hama lembing menggasak tanaman padi.
Di tempat terpisah, Dede, petani setempat, mengatakan, serangan hama yang paling parah terjadi pada musim panen tahun ini. Dia mengaku, untuk mendapatkan 10 kg gabah saja sangat sulit. Menurut dia, dari luas areal tanam 100 bata, paling banter hanya bisa menghasilkan 10 kg gabah.
âItupun harus dipilah biji-bijinya. Karena sebagian besar menjadi hitam,â ungkapnya.
Bendahara Desa Mekarsari, Endang, mengatakan, akibat serangan hama lembing tersebut, 90 persen area pesawahan di tiga blok areal yang mencapai luas 10 hektar itu, tidak bisa dipanen.
Ending mengungkapkan, dua pekan lalu, petugas dari BP3K Kec. Cipaku sudah melakukan pemeriksaan terhadap area yang diserang hama lembing. Bahkan, pihka BP3K sudah melakukan penyemprotan obat pembasmi hama. Sayangnya, karena keterbatasan peralatan, tidak semua tanaman padi bisa disemprot obat pembasmi hama.
Sementara itu, Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Supendi, mengatakan, serangan hama lembing yang terjadi pada tanaman padi di wilayah tersebut, disebabkan karena masa tanam yang tidak serempak.
Menurut Supendi, perlu ada keseragaman pada varietas, dan jadwal dimulainya masa tanam. Hama yang menyerang tanaman padi itu berjenis blas (cendawan) viricularie orizae yang bisa menyebar dan menular melalui tiupan angin dan air.
Di tempat terpisah, Petugas BP3K Kec. Cipaku, Ewo, mengatakan, pihaknya bersama petugas dari POPT sudah memberikan obat jenis puanmur. Namun, hama blas tersebut menghisap batang dan menyerang di waktu redup dan malam hari.
Meski begitu, pihaknya berharap pemerintah tingkat desa terus menyampaikan laporan perkembangan kepada pihak BP3K, agar bisa ditindaklanjuti. (dji)