Persaingan usaha produksi bakery atau roti memang terasa semakin meningkat. Pasalnya, banyak produk roti keliling dengan berbagai merek mulai bermunculan di pasaran. Harganya pun sangat kompetitif, mulai dari harga Rp 1000 hingga puluhan ribu.
Kondisi itu membuat Moch. Marjuki (40), produsen Roti dengan merk MM, Sahara dan Suxes, asal Ciharalang Cijeungjing ini, harus menyiapkan strategi untuk mengembangkan sayap pemasaran produk roti miliknya.
“Benar, sekarang persaingan usaha bakery memang sangat tinggi. Tidak sedikit pengusaha baru mulai bermunculan. Mereka menawarkan berbagai produk roti dengan harga dan kemasan yang lumayan berkelas,” Kata Marjuki, Selasa (27/3), di kediamannya.
Marjuki mengungkapkan, dirinya berkeinginan untuk memiliki kendaraan mobil untuk memasarkan produk roti ke beberapa wilayah secara keliling. Atau bisa diartikan, penjualan langsung di atas mobil kepada konsumen.
Selama ini, lanjut Marjuki, pemasaran produk roti miliknya sudah sampai di wilayah Limbangan, Cilacap, Banjar, Tasikmalaya, Ciamis selatan, Cirebon dan Kuningan. Caranya, produk roti tersebut dititipkan di setiap warung-warung, pembayarannya system titip-jual.
Pengiriman roti ke sejumlah daerah tersebut dijadwal, sekurangnya satu minggu sekali. Dalam satu kali pengiriman, dia bisa membawa ratusan bal atau bungkus roti, dengan variasi rasa, dan jenis kemasan.
“Setiap harinya pasti kita lakukan pengiriman. Tapi semuanya sudah terjadwal. Disesuaikan dengan tingkat konsumsi produk kita di daerah tersebut,” katanya.
Dalam satu hari, Marjuki mengaku bisa menghabiskan sekitar 37,5 kilogram tepung untuk bahan adonan roti manis. Pengolahannya sama dengan pembuatan roti pada umumnya. Dia juga mengaku menggunakan sedikit bahan pengawet, untuk menambah ketahanan produk roti yang dia produksi.
“Cuma sedikit kok pakainya. Hitungan pemakaian pengawetnya standar paling minim,” pungkasnya.
Roti yang dibuat Marjuki jenis roti manis, roti pisang, roti keju, dan coklat. Harga yang dipatok mulai Rp 1500 hingga Rp 14 ribu. Roti-roti yang diproduksinya, dikirim dan dititipkan langsung ke warung-warung.
Pada kesempatan itu, Marjuki mengulas perjalanan usaha yang dia lakoni saat ini. Menurutnya, usaha tersebut merupakan usaha keluarga, mulai dari orangtua/ ibu, dan saudara-saudaranya. (Deni Supendi)