Kamis, Mei 8, 2025
BerandaHeadlineLaut Cimerak, Aset Berharga yang Belum Tergali

Laut Cimerak, Aset Berharga yang Belum Tergali

Oleh : Diki Haryanto Adjid & Deni Supendi

           Pemandangan pesisir pantai Legok Jawa sungguh menakjubkan! Panorama laut/pantai disana indah, tertata, dan terasa asri. Keberadaan nelayan dan laut, seolah saling membutuhkan, dan mengisi satu sama lain.

 

Siang itu, cuaca panas menyengat, jam menunjukan pukul 11.20 WIB. Pada Hari itu, Rabu 29 Februari 2012, sekumpulan nelayan dan pengepul terlihat asyik menimbang hasil tangkapan mereka, di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Legok Jawa. Sebagiannya lagi, bersenda-gurau di bawah pepohonan rindang di sisi pantai. Ada juga nelayan yang sedang terlelap tidur, di atas ayunan jaring, yang terikat di sela dua pohon.

Atang dan dua-tiga rekannya, sedang menikmati rasa lelah sambil menyeruput kopi hitam, dan menyantap panganan khas jajanan di warung. Warung tersebut berada tepat di kolong Pos Pengamanan Angkatan Laut, di samping TPI Legok Jawa. Sementara lahan yang berada tepat di sebelah TPI Legok Jawa, merupakan kawasan konservasi alam penyu.

Suara gelombang dan gemuruh ombak, menemani suasana santai para nelayan. mereka melepas rasa lelah, seusai memburu ikan di lautan samudra. Perahu fiber dengan panjang 9 meter, lebar 65 centimeter, sudah dilabuhkan di pesisir pantai sepulang nelayan melaut, sejak dini hari.

Di tempat yang sama, seorang pria paruh baya, Nurkholis, asyik memperhatikan gundukan ikan hasil tangkapannya, di atas lantai porselen berwarna putih. Beragam ikan, mulai tongkol kue, jambal roti, grit, layur, kakap merah, kakap putih, bawal putih, bawal hitam, tajung, coban, pongruis, montok, cemod, gurita, cumi, ayam-ayam, dan jangrong.

“Lumayanlah tangkapan kali ini. Semua jenis ikan ini, hasil dari laut Cimerak. Laut Cimerak luar biasa kaya akan berbagai ikan. Makannya saya tak setuju kalau ada rencana penambangan di pantai ini, karena pantai ini tempat kami cari makan,” ungkap Nurholis.

Menurut Atang, nelayan yang sudah berpuluh tahun mencari ikan di laut tersebut, mengungkapkan, jumlah nelayan di wilayah itu mencapai 50 orang, dengan jumlah perahu mencapai 48 buah.

“Sekali melaut, hasil tangkapan nelayan bisa mencapai antara 5 hingga 15 kilogram ikan. Itupun, tergantung cuaca,” ungkapnya.

Singkatnya, Atang juga menceritakan kehidupan keluarga nelayan. Ikan hasil tangkapan nelayan, sekali melaut, jika diuangkan paling banter mencapai Rp. 50 ribu. Jumlah uang tersebut hanya cukup untuk keperluan rumah tangga sehari-hari saja. Sementara ini, uang itu belum cukup untuk menyekolahkan anaknya.

“Duit sakitu mah, dicukup-cukupkeun we. Nyakolakeun budak mah, geus teu mampu. Budak nu gede (17 tahun), nuturkeun bapa, jadi nelayan,” ungkapnya.

Atang dan nelayan lain, mengaku sangat bergantung dari hayati yang terdapat di Laut Legok Jawa Cimerak. Untuk itu, mereka akan menjaga kelestarian dan keasrian laut Cimerak dengan sepenuh hati, dan sekuat tenaga.

Potensi Wisata Keusik Luhur di Kertamukti

Perjalanan kemudian dilanjutkan menemui Kades Kertamukti, Totong Suryana, kuranglebih sejauh 10 kilometer dari Legok Jawa. Saat ditemui seusai pelantikan pengurus Karang Taruna Desa, Totong, mengungkapkan, soal potensi Wisata Pantai Keusik Luhur yang ada di wilayahnya.

Menurut Totong, lokasi Pantai Keusik Luhur berjarak sekitar 3 kilometer, dari pusat pemerintahan desa. Menurut dia, pada tahun 2010, pihak desa sudah mengajukan penataan kawasan pantai, melalui anggota DPRD Ciamis.

Sayangnya, hingga saat ini, realisasi penataan kawasan pantai Keusik Luhur, mulai infrastruktur jalan/ akses, sarana prasarana penunjang wisata pantai, belum bisa dirasakan masyarakat di wilayah Kertamukti.

Padahal, lanjut Totong, jika penataan tersebut berhasil dilakukan, Pantai Keusik Luhur bisa menjadi asset wisata yang bisa diandalkan, dan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

“Pada tahun 2003, pantai ini sempat ramai oleh wisatawan. Namun, karena penataan kurang maksimal, Keusik Luhur ditinggalkan pengunjung. Padahal, disini (Pantai-red), pengunjung disuguhi pemandangan Sunset (matahari terbenam-red),” ungkapnya.

Potenis Wisata Pantai di Masawah

Penelusuran sore hari, dilanjutkan menuju Desa Masawah, Kec. Cimerak. Di daerah ini, HR berhasil menjumpai seorang tokoh pemuda, Ukan Suganda. Menurut cerita, pria gempal, dan sedikit tambun ini, merupakan keturunan generasi ke-tujuh dari Karaeng Galesung.

Karaeng Galesung  adalah seorang Senopati yang hijrah dari kerajaan Bugis, Aceh, jauh sebelum Belanda mendarat di Pantai Selatan Jawa Barat. Buktinya, beragam pusaka peninggalan jaman dulu, banyak terdapat di Desa Masawah. Namun, sebagian besar, sudah hanyut dibawa tsunami yang menerjang pantai selatan, beberapa waktu lalu.

Saat ditemui HR, Ukan mengungkapkan potensi panorama pantai yang ditawarkan oleh Desa Masawah. Diantaranya, kawasan Sebrotan, Legok, Grand Bali, Bulak Benda, dan Madasari.

“Panorama pantai disini cukup indah. Wisatawan bisa melihat berbagai jenis burung seperti Simbaga, Tikukur, yang saling bersahutan kala sore, di atas pantai Bulak Benda. Keindahan dan keasrian ini, harus tetap kami jaga, agar anak cucu bisa merasakannya,” katan Ukan.

Ukan menandaskan, dirinya bersama pemuda yang ada di Desa Masawah, ingin mengembangkan potensi wisata. Keinginan itu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Mawasah.

Di Pantai Bulak Benda, lanjut Ukan, wisatawan bisa bermain selancar (surfing), dan di Grand Bali, bisa dijadikan arena bumi perkemahan (Buper). Dia yakin, jika kawasan tersebut ditata dengan pengelolaan dan manajemen yang baik, bisa mendatangkan banyak wisatawan.

“Kami juga menghimbau agar warung-warung yang berada di kawasan pesisir pantai, tidak mematok harga yang tinggi. Supaya pengunjung betah, penduduk dan pengelola dihimbau memberikan senyuman, dan ramah,” katanya.

Sementara itu, Kades Masawah, Tauhidin, mengungkapkan, potensi wisata yang ada di wilayahnya masih terkendala akses/ infrastruktur jalan. Akses tersebut merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan potensi wisata yang ada di wilayahnya. ***

Pengurus Koperasi Merah Putih

Cara Warga Banjar Menjadi Pengurus Koperasi Merah Putih, Bakal Dapat Gaji?

harapanrakyat.com,- Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (KUKMP) Kota Banjar, Jawa Barat, mengungkapkan prosedur dan persyaratan menjadi anggota dan pengurus Koperasi Merah Putih. Lantas,...
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi di Musrenbang 2025

Musrenbang Jabar 2025, Dedi Mulyadi: APBD untuk Infrastruktur dan Program Warga Kurang Mampu

harapanrakyat.com,- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jawa Barat akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur dan program untuk meningkatkan...
Mahar Maxime Bouttier untuk Luna Maya dan Makna di Baliknya

Mahar Maxime Bouttier untuk Luna Maya dan Makna di Baliknya

Mahar Maxime Bouttier untuk Luna Maya di hari bahagia pasangan artis Indonesia tersebut bikin netizen penasaran. Maxime Bouttier dan Luna Maya akhirnya resmi menikah....
Kuasa Hukum Keluarga Korban Tidak Puas dengan Hasil Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Muda di Ciamis

Kuasa Hukum Keluarga Korban Tidak Puas dengan Hasil Rekonstruksi Pembunuhan Wanita Muda di Ciamis

harapanrakyat.com,- Kuasa hukum keluarga korban pembunuhan wanita muda di kamar kosan daerah Ciamis, Jawa Barat, Galih Hidayat, mengaku tidak puas dengan hasil rekonstruksi. Satreskrim...
Juara Pertama Liga 1

Raih Juara Pertama Liga 1 2024/2025, Bojan Hodak Berikan Tambahan Libur untuk Persib

Persib Bandung resmi menjadi juara pertama Liga 1 2024/2025. Kemenangan tersebut disambut bahagia oleh semua pihak, baik pemain, pelatih, pihak manajemen, hingga Bobotoh. Euforia tersebut...
Jeda Coffee and Eatery, Tempat nongkrong yang lagi hits di Cisayong Tasikmalaya

Tempat Nongkrong yang Lagi Hits di Cisayong Tasikmalaya, Punya View Pegunungan Hijau

harapanrakyat.com,- Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, punya tempat nongkrong baru lagi yang sedang hits nih, terletak di Jalan Sukasetia, Kecamatan Cisayong, cafe ini menyuguhkan pemandangan...