Ciamis, (harapanrakyat.com),- Sedikitnya delapan Kecamatan di Kab. Ciamis memiliki ketersediaa/stock beras paling minim. Kecamatan itu diantaranya, Kalipucang, Pangandaran, Cijeungjing, Ciamis, Panawangan, Cimerak, Cidolog dan Sidamulih.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kab. Ciamis, Adi Nugraha, Jum`at (3/2), menyatakan, minimnya persediaan beras terjadi, lantaran produksi beras/padi lokal di delapan Kecamatan tersebut tergolong rendah.
“Paling banter, persediaan beras yang ada di delapan Kecamatan itu hanya mencukupi untuk kebutuhan satu bulan. Sementara kebutuhan dua bulan selanjutnya, harus dipasok dari daerah/ kecamatan lain,” ungkapnya.
Sementara stok beras di 28 kecamatan lainnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga 3 bulan mendatang. Meski begitu, kata Adi, kurangnya cadangan persediaan beras, tidak berarti 8 kecamatan itu rawan pangan.
“Karena masih bisa dipasok dari kecamatan lain, yang memiliki banyak stok beras. Contohnya Kec. Ciamis, rasio produksi padi tidak sesuai dengan jumlah penduduk, namun bisa dipenuhi dari kecamatan lain, melalui pedagang di Pasar Manis Ciamis,” ungkapnya.
Adi menyebutkan, keseluruhan stok yang ada di tingkat produsen atau petani mencapai 29.555 ton, di pengilingan 8.669 ton. Sebanyak 2.757 ton di tangan konsumen/ masyarakat, dan 271 ton di kalangan pedagang.
“Cadangan beras paling besar, ada di tingkat petani. Biasanya mereka tidak menjual semua hasil panen. Melainkan, menyimpan sebagiannya untuk persedian menghadapi masa tanam selanjutnya,” kata Adi.
Meski begitu, BKP akan memaksimalkan 400 lumbung padi yang tersebar di 36 kecamatan, sebagai langkah antisipatif, ketika kerawanan pangan memang benar-benar terjadi.
Dia juga menambahkan, data terakhir yang dimiliki BKP menyatakan, 1.500 hektar sawah siap panen pada Bulan Februari dan Maret. Itu artinya, kebutuhan beras masyarakat Ciamis masih bisa terpenuhi.
Sementara itu, Kabid Pangan dan Produksi Dinas Pertanian (Distan) Kab. Ciamis, Yayat, Jum`at (3/2), mengungkapkan harapannya, hasil produksi padi pada musim panen nanti bisa sesuai target.
Meski diakui Yayat, cuaca yang tidak menentu akhir-akhir ini, membuat kualitas padi/ beras menjadi turun. “Musim hujan sekarang ini, bakal jadi kendala bagi petani. Pengaruhnya akan terasa pada kualitas padi/beras yang dipanen nantinya,” katanya.
Untuk mengantisipasi hal itu, lanjut Yayat, pihaknya terus melakukan pemantauan ke seluruh petani. Dia berharap, petani bisa menghadapi masa panen, meski di musim hujan, dan mendapatkan hasil yang maksimal.
“Agar kualitas beras tidak menurun, petani jangan terlalu lama menyimpan padi dalam karung. Kalau bisa, hasil panen langsung dikeringkan,” pungkasnya. (es)