Ciamis, (harapanrakyat.com),- Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Ciamis mencatat produksi tangkapan ikan di Pangandaran yang dilakukan nelayan di wilayah Ciamis selatan, sepanjang tahun 2011 mencapai 441,77 ton, atau perputaran uang yang dihasilkan mencapai angka Rp. 7,415 milyar.
Plh Kepala DKP Kab. Ciamis, Sutriaman, Kamis (27/1), mengatakan, tangkapan ikan nelayan belum optimal. Apalagi akhir-akhir ini, cuaca ektrim membuat nelayan tidak mungkin untuk melaut.
“Angka tersebut sebetulnya masih belum optimal. Tangkapan ikan kali ini juga dipengaruhi cuaca buruk dan gelombang pasang, jadinya kurang maksimal. Padahal berdasarkan data tangkapan ikan tahun 2006 cukup lebih baik, bahkan catatan tahun 2009 hasil tangkapannya jauh lebih baik,” ungkapnya.
Sutriaman mengutarakan, tangkapan ikan untuk tahun 2012 mengalami kemerosotan. Banyak diantara nelayan yang enggan melaut, lantaran cuaca sering tidak bersahabat. Padahal mereka berharap, dengan adanya bantuan kapal, hasil tangkapan ikan bisa lebih meningkat seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Potensi hasil tangkapan ikan nelayan Pangandaran, bisa mencapai Rp 200 juta perhari. Namun, belum semua potensi itu bisa dimaksimalkan oleh nelayan, akibat keterbatasan alat tangkap modern,” katanya.
Di tempat terpisah, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kab. Ciamis, Jeje Wiradinata, menyebutkan, potensi hasil tangkapan ikan nelayan Pangandara bisa berkisar antara Rp. 150 sampai 200 juta perhari, namun yang baru terealiasi hanya sekitar Rp 50 juta.
“Meski pendapatan anjlok total. Namun hasil tangkapan perhari masih bertahan di angka Rp.50 juta. Kondisi itu lumayan dianggap baik, karena tangkapan ikan mengunakan alat tradisional,” ungkapnya.
Jeje menjelaskan, kemungkinan hasil tangkapan ikan belum bisa stabil, selama cuaca tidak menentu. Hanya saja, ada harapan lain, dengan pulihnya tujuh Koperasi Unit Desa (KUD) yang ada di Pangandaran.
“Terakhir KUD yang dipulihkan yakni KUD Minasari Pangandaran, yang beroperasi kembali pertanggal 10 Januari. Segala kebutuhan dan keperluan nelayan mudah-mudahan terpenuhi,” ungkapnya.
Buntut pulihnya KUD, sejumlah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga hidup. Harga ikan di tingkat nelayan juga mengalami kenaikan. Misalnya, harga jual ikan ba`wal dari biasanya dijual Rp.140 ribu perkg, di TPI Minasari bisa dilelang dengan harga Rp.195 ribu hingga Rp.200 ribu perkg. Dan untuk bawal putih tipe dua saja bisa dijual serendah-rendahnya Rp.150 ribu perkg. (es)