(Diskusi Secangkir Kopi Panas : Bagian ke-2)
Oleh : Adi Karyanto & Eva Latifah
Dari Redaksi :
Minum secangkir kopi, menjelang sore bisa menghilangkan kepenantan pikiran. Tidak hanya nikmat, tapi juga dapat menjaga kadar gula darah tetap normal pada penderita diabetes tipe 2. Tentu saja kopi tidak boleh terlalu manis. Begitu kata peneliti dari China, sebuah studi terbaru bukan hanya diabetes, jangan sampai stroke minum secangkir kopi.
Suguhan Secangkir Kopi Panas : Tersaji juga dalam awal pembukaan diskusi ke 2, soal mimpi (dreaming). Setelah 9 Tahun Kota Banjar, Apa Yang Harus Kita Perbuat?. Bisakah pasar tradisional bersaing dengan pasar modern, jawabannya basi banget. Syaratnya harus ada perubahan mindset (Perubahan pola pikir) masyarakat khususnya pedagang di pasar tradisional Banjar yang memiliki bangunan modern dengan biaya pembangunanan kurang lebih Rp. 24 miliar. Menurut informasi akan diresmikan 21 Februari, bertepatan dengan Hari Jadi Kota Banjar ke-9.
Ada teori TERRA : TANGIBLE, EMPATHY, RESPONSIVENESS, RELIABILITY, ASSURANCE. (Nyata, Menarik, Cepat, Keandalan, Jaminan) bila pedagang di pasar Banjar merubah pola pikir memakai teori TERRA, siapa takut dengan pasar modern. Dalam diskus informal babak ke-2 yang diselenggarakan HR, kopi panas aromanya sangat merangsang tercium hidung, setelah panas kuku baru diseruput. Peserta diskusi mulai meluncurkan ide-ide, hadir H. Agus Nugraha, S.Sos.M.Si., Asno Sutarno, SP.MP., H. Basir, SP.MP., Ery K Wardana, ST, ditambah dua pendatang baru Rahmat Barkah, SE., dan Dede Tito Ismanto, ST.M.E. Pimpinan Redaksi HR Subakti, dan staf redaksinya, memunculkan pertanyaan yang menyengat, membikin peserta agak keras tapi dalam bingkai koridor normal. Moderator Pimpinan Umum HR, mengarahkan alur diskusi agar tidak melebar ke mana-mana.
***
Sembilan tahun usia Pemerintahan Kota Banjar sejak 21 Februari 2003 sudah di depan kita semua. Waktu yang terus memacu perjalanan, sehingga dekade pimpinan daerah menjelang pada tahap dekade ke tiga.
Berbagai daya yang merupakan akumulasi dari waktu dan kemampuan, telah dicurahkan sepenuhnya terhadap tahapan-tahapan program kegiatan. Semua itu tiada lain untuk menggapai tujuan kita, yaitu masyarakat Banjar yang sejahtera.
Dengan dipacunya berbagai faktor penguatan pertumbuhan ekonomi untuk lebih mempercepat perubahan tatanan sosial dasar masyarakat yang lebih maju, diantara faktor tersebut salah satunya adalah kapital atau modal berupa asset pendukung pertumbuhan ekonomi, yaitu dibangunnya pasar tradisional dengan penataan modern.
Sekarang sudah selesai, tinggal tahap penyelesaian infrastruktur pendukung, seperti drainase, emplasement, tempat pengelolaan sampah, dan berbagai ornamen kelengkapan lainnya yang diperlukan. Sehingga, dapat memberikan peranan pelayanan terhadap konsumen yang semakin nyaman, aman dan menyenangkan.
Semuanya adalah hasil proses dari suatu perencanaan, dan berharap dalam kurun waktu 25 sampai 50 tahun kedepan masih bisa relevan dengan keadaan di masa mendatang.
Pemkot Banjar sebagai fasilitator telah mengaktualisasikan dalam membawa komunitas pedagang Pasar Banjar, supaya lebih bergairah menjalankan roda perekonomian yang dapat bermanfaat, tidak hanya bagi para pedagang saja, tetapi menjadi manfaat pula bagi masyarakat lain, baik di Kota Banjar maupun luar Kota Banjar.
Dari harapan tersebut akan banyak aspek sosial yang dapat menggerakan laju pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat, antara lain, terlibatnya penduduk di sekitar lokasi pasar dalam keseharian, mulai dari pedagang kreatif, jasa transportasi lokal, jasa tenaga angkut (bongkar muat), serta penyedia jasa pemondokan. Sehingga, pencerahan magnet pertumbuhan ekonomi bisa menjadi pulih dari menurunya transaksi ekonomi di sekitar lokasi tersebut, dan kedepannya menjadi lebih baik terhadap pertumbuhan yang positif.
Tetapi, bagaimana dampak positif itu akan berkelanjutan seperti harapan kurun waktu yang direncanakan. Tentu hal ini perlu kajian dan analisis antisipasi yang tepat dari awal. Supaya dalam perjalanan waktu nanti tidak terjadi saling lempar masalah yang diakibatkan kurang pekanya terhadap situasional yang semakin mengglobal, dan strategi dari magnet pertumbuhan ekonomi pada dekade persaingan yang semakin terbuka pada saat ini.
Hal-hal yang harus jadi perhatian kita bersama diantaranya, pertama, pihak pelaku pasar sebagai pedagang harus betul-betul mempunyai kemampuan membaca peluang dengan mengedepankan teori-teori enterprener.
Maka, momentum launching penggunaan pasar sebagai faktor asset/modal tetap, dijadikan ajang informasi yang mendorong pihak konsumen secara meluas. Selain itu, juga dijadikan sebagai ajang promosi yang menarik, baik jenis kebutuhan pokok dan penetapan harga dasar dalam penjualan.
Untuk itu, pelanggan lama dan baru harus dijadikan bagian dari pramuniaga di bagian informasi yang tepat untuk menarik lebih banyak konsumen, yaitu dengan diberikan harga yang menarik dan ekonomis bagi konsumen.
Kedua, pematokan sistem tata letak ruang dan peruntukkan yang telah ditetapkan dalam perencanaan, harus dijadikan pedoman bersama-sama, sehingga tidak terjadi pelanggaran dari aspek peruntukkan yang direncanakan.
Ketiga, pedagang sebagai pelaku usaha harus mampu mereformasi prilaku dan dijadikan norma bersama, bahwa tempat usaha harus menjadi daya tarik yang menarik rasa nyaman, aman, tertib, bersih, serta yang utamanya menjadi kenangan bagi konsumen dalam ajang transaksi sehari-hari.
Keempat, bisa menjaga, bahwa modal dasar berupa asset kita bersama terjaga dari kondisi yang tidak baik untuk ajang transaksi jual beli force mayor, atau bencana yang ditimbulkan gangguan, baik dari dalam maupun luar lingkungan. Kelima, jadikan pasar tradisional sebagai ajang wisata pasar, sehingga jadi tujuan pusat belanja yang menyenangkan.
Keenam, buatkan pranata sosial sebagai komitmen yang harus dijungjung tinggi dengan mengedepankan hal-hal tersebut di atas. Ketujuh, pihak pemerintah melalui lembaga keuangan yang ada, harus bisa melayani permintaan kredit permodalan bagi para pedagang.
Bila dari ketujuh yang digambarkan tersebut dapat dilaksanakan, kita akan merasa yakin bahwa aktivitas sosial dari transaksi yang terjadi di Pasar Banjar, maka akan berdampak pada kontinuitas perdagangan dan sektor jasa, serta mendongkrak bagian-bagian dari elemen laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Kota Banjar di masa depan. ***