Banjar, (harapanrakyat.com),- Meski harga jual beras di pasaran masih relatif tinggi, yakni antara kisaran Rp.7.000 sampai Rp.8.000 per kilo, namun stok beras di Kota Banjar aman untuk dua bulan kedepan.
Hal itu dikatakan Kabid. Ketahanan Pangan Dinas Pertanian (Distan) Kota Banjar, H. Basir, SP, MP., Senin (6/2). Menurut dia, naiknya harga jual beras yang terjadi saat ini akibat dari permintaan tinggi, tapi suplai rendah, sehingga otomatis harga pun menjadi naik.
“Itu terjadi karena di beberapa daerah tidak ada yang panen. Kalau nanti sudah masuk masa panen, maka harga akan normal lagi, sebab suplai tinggi, tetapi permintaan tetap. Dan di Kota Banjar sendiri saat ini ada beberapa areal pesawahan yang sudah mendekati masa panen, contohnya saja di wilayah Panatasan,” ujar Basir.
Lebih lanjut dia mengatakan, meski demikian, di Kota Banjar tidak akan terjadi rawan pangan karena masih punya stok beras. Kebutuhan beras pada bulan Januari kemarin mencapai 1.776 ton, dan sekarang masih tersisa sebanyak 5.224 ton, ini cukup untuk 2 bulan 28 hari kedepan, yakni sebelum masa panen.
Sehingga, dengan stok pangan yang surplus, diharapkan mampu menekan harga beras di pasaran, salah satu caranya yakni dengan menggelar operasi pasar.
Kemudian, upaya untuk mengatur ketersediaan pangan dan pendistribusiannya di Kota Banjar, pada tahun 2012 ini Bidang Ketahanan Pangan Distan Kota Banjar, memiliki beberapa program yang akan dilaksanakan, diantaranya program desa mandiri pangan.
“Program tersebut tersebar di tujuh desa, yakni meliputi Desa Sukamukti, Binangun, Neglasari, Cibeureum, Jajawar, Karyamukti dan Rejasari. Kemudian, ada juga pengembangan pangan lokal, itu akan dilakukan di Desa Rejasari, Kecamatan Langensari,” jelasnya.
Selain desa mandiri pangan, kata Basir, ada juga program penanganan daerah rawan pangan. Program ini akan dilokasikan di 12 Kampung KB. Lalu, program lembaga distribusi pangan masyarakat, yaitu dibentuknya lumbung pangan masyarakat, rencananya akan dilokasikan di Desa Sinartanjung, Desa Sukamukti, Kec. Pataruman, dan Desa Jajawar, Kec. Banjar.
Serta program percepatan penganekaragaman konsumsi pangan. Program ini rencananya akan dilaksanakan di 10 Kelompok Wanita Tani (KWT) se-Kota Banjar. “Mudah-mudahan semua program tersebut akan mengatur ketersediaan pangan dan distribusinya di Kota Banjar,” harap Basir. (Eva)