Banjar, (harapanrakyat.com),- Tindak lanjut dari Kuningan Summit telah menghasilkan suatu komitmen untuk melakukan kerjasama lingkup wilayah Kunci Bersama (Kab. Kuningan, Kota Cirebon, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kab. Cilacap, Kota Banjar, Kab. Brebes dan Kab. Majalengka).
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar, Ir. H. Tomy Subagja, MM., melalui Kabid. Ekonomi Bappeda Kota Banjar, H. Agus Nugraha, S.Sos, M.Si., mengatakan, Kota Banjar dijadikan tuan rumah untuk kegiatan promosi produk unggulan dan investasi, yang diikuti oleh peserta dari kab/kota lingkup Kunci Bersama.
“Kegiatan tersebut merupakan kesempatan bagi Kota Banjar untuk mempromosikan produk unggulannya. Dengan demikian, maka Kota Banjar harus mempersiapkan diri dari sekarang untuk event itu,” kata Agus, Senin (9/1).
Artinya, pada kegiatan nanti, produk unggulan apa yang akan dipamerkan, karena para peserta dari kab/kota lain ingin mengetahui produk-produk unggulan Kota Banjar, berikut tempat produksinya (pabrik).
Dikatakan Agus, sampai saat ini Kota Banjar belum memiliki ciri khas produk unggulan, baik berupa makanan olahan maupun kerajinan tangan handycraff yang menjadi oleh-oleh ciri khas dari Kota Banjar.
Pasalnya, produk-produk tersebut hanya bisa ditemui atau didapatkan ketika ada kegiatan pameran. Namun setelah kegiatan selesai, berbagai produk yang ada di pameran menjadi sulit didapat oleh konsumen/masyarakat.
Padahal, yang dinamakan produk unggulan justru seharusnya paling mudah ditemui di pasaran lokal. Seperti halnya di daerah Kab. Kuningan, dimana produk unggulan berupa tape ketan hitam yang dikemas dalam ember, opak dikemas dengan baik menggunakan dus, serta syrup jeruk mipis, begitu marak dijual oleh para pedagang lokal, mulai pedagang yang ada di kawasan perbatasan hingga toko-toko makanan olahan.
Bukan hanya itu, pabrik pengolahnya pun jelas, sehingga ketika ada konsumen yang ingin membeli dalam jumlah besar, maka konsumen tersebut akan membeli langsung ke pabriknya.
“Tetapi di Kota Banjar tidak seperti itu. Adapun katanya makanan olahan berupa rengginang yang menjadi produk unggulannya, sampai saat ini sulit didapat. Artinya, rengginang hanya bisa didapat di toko makanan tertentu saja atau saat ada kegiatan pameran,” ujar Agus.
Kemudian, lanjutnya, yang menjadi kendala lain dalam menghadapi event nanti adalah kurangnya sarana infrastruktur berupa perhotelan yang representatif dan tempat hiburan.
Hal itu harus menjadi bahan pemikiran bagi Pemerintah Kota Banjar. Dan, untuk kedepannya, pihak Bappeda sendiri sudah menghitung estimasi jumlah tamu yang akan datang pada kegiatan promosi produk unggulan dan investasi nanti. (Eva)