Banjar, (harapanrakyat.com),- Kelompok pengrajin tahu di Dusun Karangpucung, Desa Balokang, Kec. Banjar, Kota Banjar, hingga saat ini belum memiliki fasilitas/alat pengolah limbah cair yang bisa dijadikan biogas, seperti halnya para pengrajin tahu di Dusun Parung, Desa Balokang yang telah mendapatkan bantuan alat pengolahan limbah tersebut.
Salah seorang pengrajin tahun di Dusun Karangpucung, H. Oding, mengaku, selama ini para pengrajin di daerahnya masih membuang limbah tersebut ke kolam-kolam kecil yang khusus dibuat untuk tempat pembuangan limbah cair.
“Di daerah sini ada lima pabrik pembuatan tahu yang setiap harinya memproduksi dengan jumlah besar. Jadi kami sangat membutuhkan alat pengolahan limbah cair, sisa dari produksi tahu,” tuturnya, Sabtu (7/1).
Oding mengatakan, pembuangan limbah cair sisa dari produksi tahu yang dialirkan ke kolam-kolam kecil, memang mengganggu polusi bagi warga lain yang tinggal di sekitar lokasi.
Meskipun para pengrajin membuat salurannya secara tertutup menggunakan pipa, dan aroma yang ditimbulkan tidak terlalu menyengat penciuman, namun akan lebih baik lagi jika limbah cair diolah untuk dimanfaatkan menjadi biogas.
“Saya menginginkan lingkungan disini bersih, makanya kami minta bantuan alat pengolah limbah cair kepada Pemerintah Kota Banjar, melalui dinas terkait. Sebab, kalau saja di tempat kami bisa mengolah limbah cair menjadi biogas, itu lebih baik,” kata Oding, yang mengaku membuka usaha pabrik tahu sejak tahun 1972 silam.
Sedangkan limbah padatnya, para pengrajin di kawasan tersebut memanfaatkan untuk kebutuhan pakan ternak mereka, baik berupa sapi, kambing maupun ikan. Bahkan, sebagian limbah padat dijual kepada peternak di daerah lain.
Untuk mengkonfirmasikan keinginan para pengrajin tahu di Dusun Karangpucung, kepada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH) Kota Banjar, sebagai instansi terkait, namun hingga berita ini diturunkan, para pejabat yang berwenang di kantor tersebut belum bisa ditemui HR. (Eva)