Banjarsari, (harapanrakyat.com),- Buah Manggis asal Desa Karyamukti, Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis, sejak lima tahun lalu selalu memenuhi pangsa pasar negara Taiwan dan Cina. Buah yang rasanya manis dan berwarna keunguan ini dalam perdagangan dikenal sebagai âratu buah,â pasangan Durian, âsi raja buah.â
Maman, salah seorang pengepul buang Manggis, saat ditemui HR di kiosnya yang berada di Pangangonan, Karyamukti, mengatakan, Kec. Banjarsari, khususnya Desa Karyamukti dan Cikupa, merupakan pusatnya penghasil Manggis di wilayah Kab. Ciamis. Namun, para pengepul sering pula menerima kiriman dari daerah Parigi dan Cijulang.
âSelama hampir dua bulan, permintaan buah Manggis sangat banyak. Selain dari pedagang lokal, permintaan pun datang dari luar kota dan sampai luar negeri. Untuk memenuhi permintaan ke luar negeri, saya ikut menyetok barangnya melalui salah seorang penyalur di Tasikmalaya,â katanya, Senin (2/1).
Maman mengaku, dalam satu minggu, dia pernah mengirim buah Manggis sebanyak 2 ton, dengan harga sekitar Rp. 20 juta. Manggis yang dijual terdiri dari tiga jenis kualitas.
Diantaranya, kualitas super nomor satu harga per kilogramnya mencapai Rp.7.500, kualitas super nomor dua Rp.3000 per kilogram, sedangkan untuk Manggis yang sudah matang atau BS per kilogramnya dijual seharga Rp.2500 saja.
Sebelum dikirim ke luar negeri, jenis buah tersebut terlebih dahulu harus melalui tahap penyortiran. Untuk petugas sortirnya didatangkan langsung oleh perusahaan penyalur dari Cina. Hal itu agar tidak salah dalam pemilihan buah yang akan dikirimnya nanti.
Yanto, petugas sortir ditugaskan oleh salah seorang pengusaha dari Cina, mengatakan, permintaan buah Manggis sampai sekarang masih banyak. Manggis yang dikirimkan ke luar negeri belum terlalu masak, tetapi sudah tua dan bagian daun di ujung buahnya tidak layu. Sehingga, saat menempuh perjalanan jauh kondisi buah tetap segar.
âPengiriman ke luar menggunakan kapal laut, jumlahnya mencapai ratusan ton, dan harganya pun luar bisa mahal. Satu buah Manggis dijual sekitar 15 sampai 20 ribu rupiahâ kata Yanto.
Di tempat terpisah, Karli, salah seorang petani Manggis asal Desa Karyamukti, mengaku, meski hasil panen Manggis tahun ini tidak begitu banyak, dirinya tetap merasa untung, sebab merawat pohon Manggis tidak ribet.
âTinggal memberi pupuk dan menyemprotkan insektisida bila terkena ulat, tapi ini jarang terjadi, asal cuaca bagus, Insyaallah hasilnya juga bagus,â kata Karli. (Amlus)