Masih ada lahan bangunan lama rusak dimakan usia dan tak dirawat, selain itu lahan kosong dan menjadi kebun di tengah pusat kota Banjar belum disentuh perebuhan. Sebenarnya bila Pemkot Banjar membikin rencana makro untuk memanfaatkan gedung-gedung lama yang rusak dan lahan kosong. Estetika kota Banjar akan lebih baik, karena tempat-tempat itu bisa menjadi ground ekonomi baru. Laju pertumbuhan ekonomi baru akan tercipta.
Dari beberapa gedung terlantar, bukan milik Pemkot Banjar tetapi milik BUMN, BUMD Provinsi, dan milik swasta. Kehadiran gedung rusak dan lahan kosong yang tak terawat membikin sareukseuk kota Banjar. Untuk mewujudkan perubahan di tempat-tempat tersebut, sebaiknya Pemkot Banjar mengadakan pendekatan pada pihak-pihak terkait yang memiliki gedung dan lahan kosong itu. Untuk dirubah atau dibangun menjadi tempat pelayan publik di kota Banjar. Untuk mewujudkan kembali kota Banjar, kota yang tak pernah tidur. Dengan kelengkapan sarana perkotaan yang memadai, seperti hotal berbintang, mall, resto, cafe, pusat kuliner yang tertata rapih di berbagai penjuru kota.
Masyarakat Kota Banjar mengharapkan, Pemkot Banjar melakukan pendekatan-pendekatan baru. Terhadap tempat/lokasi yang belum tersentuh perubahan. Agar standar kesehatan, kebersihan, kenyamanan kota terkendali. Publik pun merasa terlayani dengan berbagai fasilitas, seperti pasar tradisional, pasar modern, sarana hiburan. Kota pun menjadi dinamis dan hidup lapangan kerja juga akan tercipta, penganguran dapat dikurangi dengan terbangunnya sarana- prasarana perkotaan.
Kota Banjar sebagai kota Idaman (Indah, Damai, dan Mandiri), akan terwujud nyata dengan seberapa banyak masyarakat mengikuti gerakan nilai. Bukan seberapa banyak pemerintah membangun secara fisik. Lantaran pemerintahan yang baik bukanlah tujuan akhir, namun tujuan akhir adalah membangun kepercayaan masyarakat kepada pemerintah agar terbangun transparansi, akuntabilitas dan responsivitas. (teks : Adi Karyanto & foto : Deni Supendi)