Banjar, (harapanrakyat.com),- Sebanyak 60 peserta terdiri dari tenaga pendidik tingkat SD, SMP, SMK dan orang tua siswa, mengikuti kegiatan Pelatihan Green School yang diselenggarakan oleh Bidang Perkebunan dan Kehutanan Dinas Pertanian (Distan) Kota Banjar, sejak Senin-Rabu (5-7/12), bertempat di Aula UPT Balai Benih Padi dan Bibit Panatasan.
Untuk mensukseskan program tersebut, Distan tidak tanggung-tanggung akan mendistribusikan jumlah bibit pohon yang sangat luar biasa. Sebanyak 15.800 bibit pohon akan disebar kepada sekolah, murid dan orang tua siswa.
Jenis bibit tanaman yang akan didistribusikan diantaranya Jati, Pinus, Jabon, Akasia, Gmelina, Lengkeng, Petey, Melinjo, Pala, Sawo Hijau, Kayu Manis, Mangga dan Blimbing.
Tenaga pendidik yang ikut dalam kegiatan tersebut diantaranya perwakilan dari SDN 3 dan 4 Waringinsari, SDN 3 Langensari, SDN 1 Jajawar, SDN 1 Cibeureum, SDN 1 Balokang, SDN 2 Neglasari, SDN 2 Sukamukti, SDN 2 Purwaharja.
Sedangkan untuk sekolah tingkat pertama yaitu, SMPN 4, 5, 6, 7 Banjar, dan untuk sekolah tingkat atasnya yakni SMKN 2 Banjar. Dalam pelatihan itu masing-masing sekolah melibatkan dua orang tua siswa.
Menurut Kabid. Perkebunan dan Kehutanan Distan Kota Banjar, Ir. Komarudin, bahwa yang menjadi dasar dilaksanakannya pelatihan yaitu Peraturan Gubernur Jabar Nomor 48 tahun 2011, tentang pedoman pengelolaan bantuan keuangan kepada kabupaten/kota, untuk kegiatan penanaman massal dalam rangka program Green School dan Green Province tahun 2011.
Dijelaskan Komarudin, Green School adalah sekolah yang memiliki komitmen, dan secara sistematis mengembangkan kegiatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai lingkungan ke dalam seluruh aktivitas sekolah.
“Sedangkan Green Province adalah komitmen pemerintah Provinsi Jabar dalam rangka pembangunan berkelanjutan melalui penetapan 45% kawasan lindung, dan mempertahankan daya dukung serta daya tampung lingkungan,” jelasnya.
Mengenai maksud dan tujuannya, lanjut dia, yaitu terbangunnya karakter anak didik/murid sekolah yang peduli terhadap lingkungan. Mulai dari menanam sampai dengan memelihara, sehingga diharapkan mampu melahirkan generasi baru yang mempunyai komitmen terhadap lingkungan.
Sasarannya adalah sekolah, baik SD, SMP, SMA/SMK dan Madrasah yang memiliki ruang terbuka hijau (RTH) sekolah, serta adanya dukungan dari sekolah yang bersangkutan. Kemudian, lahan lingkungan sekitar sekolah, RTH kabupaten/kota dan atau lahan milik orang tua siswa sekolah yang bersangkutan.
“Tugas pelaksana Green School di tingkat sekolah diantaranya menyusun proposal rencana kegiatan Green School, mengatur jadwal dan melaksanakan pembelajaran bina cinta lingkungan dan keterampilan tanam menanam kepada murid,” tambahnya.
Kemudian, melakukan prestasi murid dalam pembelajaran Green School, mengadakan pertemuan dengan orang tua murid secara berkala, melaksanakan penilaian dan pemberian penghargaan kepada guru dan murid yang berprestasi dalam kegiatan Green School di tingkat sekolah. Serta, membuat laporan secara periodik kepada Pokja kabupaten/kota.
Sedangkan, peran serta pihak pemerintah daerah adalah memasukan kegiatan tersebut dalam kurikulum muatan lokal, atau ekstra kurikuler bagi siswa. Lalu, pemerintah daerah bertindak sebagai penanggung jawab kegiatan, dan menugaskan penyuluh kehutanan berperan sebagai pengawas serta pendamping kegiatan.
Untuk orang tua siswa berperan membimbing dan mengarahkan putra-putrinya dalam menentukan lokasi penanaman, menentukan jumlah dan jenis bibit yang akan ditanam, melaksanakan kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanam, serta menanamkan pengertian dan pemahaman terhadap pentingnya penanaman pohon bagi kelestarian alam.
Komarudin juga menjelaskan, bahwa pembuatan kebun bibit sekolah (KBS) dilaksanakan oleh guru dan murid di sekolah. Pembuatan KBS dilakukan dengan bimbingan atau pendampingan penyuluh kehutanan swadaya masyarakat (PKSM).
“Tujuan dari pembuatan KBS yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan murid dalam menghasilkan bibit yang baik dan berkualitas. Diharapkan, pemeliharaan Green School di sekolah dapat dilaksanakan secara mandiri,” pungkasnya. (Eva)