Sebagian warga Situsari Desa Sukaharja Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis Jawa Barat, masih memilih bertahan dengan kayu bakar, ketimbang menggunakan kompor gas, ketika akan membuat masakan di dapur.
Begitu juga Icih (65), warga Kamp. Situsari Sukaharja, dia rela berjalan kaki dari rumahnya menuju hutan, untuk mencari kayu bakar. Meski jaraknya cukup jauh, Icih tetap memaksakan kakinya untuk tetap meniti jalan mengambil kayu bakar.
Kepada HR, Icih mengungkapkan, bantuan tabung gas dari pemerintah tidak pernah dia gunakan, lantaran dia takut jika dipakai memasak akan meledak, dan menimbulkan kebakaran.
Icih mengaku merasa lebih aman, memasak menggunakan bahan bakar kayu ketimbang kompor gas. Belum lagi, untuk ukuran Icih, harga isi ulang gas lumayan memberatkan.
Di tempat terpisah, Isah, warga Cikupa, juga memilih menggunakan bahan bakar kayu untuk memasak daripada bahan bakar gas. Menurut Isah, kayu bakar lebih mudah dia dapatkan, karena jumlah kayu bakar di lingkungannya cukup melimpah.
Meski diakui Isah, penggunaan bahan bakar kayu menimbulkan polusi berupa kepulan asap, membuat dinding dan atap rumah menghitam. Namun, cita rasa masakan yang dibuat dari pembakaran kayu lebih nikmat, ketimbang kompor gas.
“Komo dui mun nuju tariris, tiasa siduru heula,” pungkasnya.