Banjar, (harapanrakyat.com),- Kasie Perlindungan Konsumen Dinas Perdagangan Perindustrian dan Koperasi (Disperindagkop) Kota Banjar, Rahmat Barkah, memperkirakan harga beras IR 64 di pasar Banjar sementara bakal terus meroket jelang Hari Natal 25 Desember 2011 dan Tahun Baru 2012.
Bahkan, Rahmat, Selasa (13/12), di ruang kerjanya, mengungkapkan, hasil pemantauan perkembangan harga bahan pokok, sejak tanggal 2 hingga 12 Desember, menyebutkan kenaikan harga beras mencapai 4,29 persen, yang semula hanya Rp 7000, kini mencapai Rp. 7300, bahkan mencapai Rp.7500 perkilogram.
Menurut Rahmat, kenaikan itu terjadi lantaran faktor cuaca, curah hujan tinggi. Akibatnya, para petani menjadi kesulitan melakukan pengeringan/ penjemuran padi yang sudah mereka panen.
Tidak hanya itu, kenaikan juga terjadi pada Minyak Curah/ minyak bukan kemasan. Kenaikan minyak curah mencapai 1,06 persen, atau yang semula Rp. 9400 menjadi 9500, perkilogramnya.
Kenaikan lainnya juga terjadi pada komoditas sayuran seperti tomat dan wortel. Rahmat menjelaskan, kenaikan harga tomat mencapai 60 persen, semula hanya Rp 5 ribu, kini harga tomat mencapai Rp. 8 ribu. Sementara harga wortel naik hingga 20 persen, semula harganya Rp. 5 ribu perkilo, kini harganya mencapai Rp 6 ribu perkilogramnya.
“Itu semua hasil pantauan kami di pasar sementara mulai awal bulan hingga pertengahan bulan Desember ini,” ungkapnya.
Meski begitu, Rahmat juga mengutarakan sejumlah kebutuhan pokok yang mengalami penurunan. Diantaranya, terjadi pada harga daging ayam, telur ayam, cabe merah, buncis, ikan peda, kacang kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.
Dia menjelaskan, telur ayam turun harga dari rp 15 ribu menjadi 14.300 (4,67 persen), harga cabe merah dari Rp. 30 ribu menjadi Rp. 28 ribu (turun 6,67 persen). Untuk buncis mengalami penurunan dari Rp 6 ribu menjadi Rp 4 ribu (33,33 persen).
Seterusnya, harga kacang kedelai dari Rp. 8 ribu menjadi Rp 7 ribu, kacang hijau yang semula harnya Rp. 16 ribu menjadi Rp. 11 ribu, dan kacang tanah yang semula mencapai Rp. 17 ribu menjadi Rp. 14.500 perkilogramnya.
“Biasanya untuk mengatasi hal itu ada OPM (Operasi Pasar Murah-red), namun pada akhir periode tahun ini, kemungkinan OPM tidak dapat digelar. Tapi lebih jelasnya, silahkan tanyakan kepada Bina Pasar,” kata Rahmat.
Di tempat terpisah, ketika dikonfirmasi HR, soal pelaksanaan OPM, Kasie Bina Pasar Disperindagkop, Eman Hermanto, tidak banyak memberikan penjelasan. Namun, dia membenarkan soal OPM yang seharusnya digelar di 4 kecamatan urung dilakukannya.
“Memang benar, seharusnya ada OPM. Tapi untuk kali ini, OPM tidak mungkin dilakukan. Untuk penjelasan lebih lanjut, mendingan tanyakan saja langsung kepada Kepala Disperindagkop,” ungkapnya.
Namun, saat akan diminta penjelasan soal pelaksanaan OPM yang urung terlaksana, Kepala Disperindagkop kota Banjar, Drs. Dedi Sunardi, belum dapat ditemui HR, lantaran sedang mengikuti rapat Paripurna di Gedung DPRD Banjar. (deni)