Kawali, (harapanrakyat.com),- Sejumlah orang tua siswa SMK Muhammadiyah Kawali, Kabupaten Ciamis, menyayangkan tindakan guru pengajar yang telah memilok sepatu siswa saat melakukan razia di sekolah tersebut, akibat warna sepatu yang dipakai siswa tidak sesuai dengan ketentuan sekolah.
Seperti diungkapkan salah satu orang tua siswa yang namanya enggan dikorankan, ketika ditemui HR, Kamis (6/10). Dia mengaku hal itu menimpa anaknya, sehingga sepatu yang biasa dipakai ke sekolah kini telah rusak akibat dipilok gurunya.
âApabila memang anak saya telah melanggar aturan warna sepatu yang ditetapkan pihak sekolah, seharusnya pihak sekolah memberikan peringatan kepada siswa atau memberikan surat kepada orang tua siswa, jangan seenaknya saja melakukan hal itu,â ungkapnya.
Dengan kejadian seperti itu, maka sepatu yang sering dipakai anaknya tidak bisa terpakai lagi, dan dirinya sebagai orang tua terpaksa harus mengganti sepatu anaknya. Dia menganggap, tindakan pihak sekolah telah melecehkan pihak orang tua siswa.
Padahal, segala permasalahan dapat diselesaikan dengan musyawarah, sehingga segala aturan yang diterapkan sekolah bisa dilaksanakan tanpa menimbulkan permasalahan antara pihak sekolah dan orang tua siswa.
Mananggapi hal itu, Anggota DPRD Ciamis asal Kawali, Dadang Kusmayadi, mengatakan, dirinya mengetahui kejadian tersebut setelah orang tua siswa yang bersangkutan mengadu kepadanya.
âSaya menerima aduan dari orang tua siswa atas kejadian tersebut. Menidaklanjuti hal itu, saya akan mempertanyakan aturan yang diberlakukan di SMK Muhamdiyah, apakah sesuai dengan aturan yang diberlakukan di seluruh sekolah se-Kab ciamis, atau internal saja,â katanya.
Dadang menilai, perbuatan yang dilakukan guru SMK Muhamadiyah Kawali bisa mencoreng kinerja guru. Padahal, seharusnya sebelum bertindak menimbang terlebih dahulu dampak positif dan negatifnya.
Sementara itu, Kepala SMK Muhammadiyah Kawali, Tahyo, ketika dikonfirmasi HR, menjelaskan, kejadian itu di luar dugaan. Alasannya, pada saat kejadian dirinya sedang berada di luar sekolah.
Tahyo mengutarakan, pihaknya sudah meminta keterangan dari sejumlah guru soal kejadian itu. Dari keterangannya, ternyata siswa tersebut sudah tiga kali mendapatkan peringatan, untuk memakai sepatu warna hitam.
âSiswa yang terkena rajia sepatu hanya siswa kelas praktek saja. Untuk kelas yang lain tidak. Jadi apabila tidak menggunakan sepatu hitam, biasanya siswa dalam praktek tidak maksimal,â jelasnya.
Meski begitu, kata Tahyo, pihak sekolah akan mengganti sepatu yang rusak akibat razia yang dilakukan guru.
Di tempat terpisah, Kabid Dikmen Disdik Ciamis, Nana Ruhena, mengaku kaget mendengar peristiwa yang dialami siswa tersebut. Menurut dia, merusak sepatu tidak termasuk dalam aturan yang telah ditetapkan pihaknya.
âSeluruh siswa di Kab Ciamis memang harus menggunakan sepatu hitam. Tapi seandainya ada yang melanggar, pihak sekolah bisa memberikan peringatan terlebih dahulu,â katanya. (es)