Banjar, (harapanrakyat.com),- Bidang Kebersihan pada Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Lingkungan Hidup (DKPLH) Kota Banjar, mengaku optimis, bahwa target Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2011 dari sektor retribusi persampahan akan tercapai 100%.
Hal itu dikatakan Kabid. Kebersihan DKPLH Kota Banjar, Ir. Hilda Siti Hindasah, pada HR, Senin (10/10). Dari jumlah PAD yang ditargetkan sebesar Rp.188.176.903, hingga akhir September lalu sudah tercapai 77,79%.
Dengan demikian, maka pihaknya optimis PAD bisa terealisasikan tepat waktu, yakni pada bulan Desember mendatang. Untuk itu, kini Bidang Kebersihan terus menggenjot penarikan retribusi dari sektor persampahan.
Selama ini, ada dua titik yang ditarik retribusi persampahan oleh Bidang Kebersihan, yaitu dari Pasar Banjar dan permukiman.
Target PAD dari retribusi persampahan di Pasar Banjar, tahun ini jumlahnya mencapai Rp.55.712.600, dan sudah terealisasikan sekitar 71,56%. Sedangkan dari permukiman sebesar Rp.132.464.303, sehingga untuk target keseluruhannya mencapai Rp.188.176.903.
Meski target PAD dari Bidang Kebersihan setiap tahunnya selalu mengalami kenaikkan sekitar 2-5%, namun hal itu tidak menjadi kendala. Sebab, setiap ada konten baru, itu berarti ada potensi yang baru pula untuk ditarik retribusinya.
Kalau PAD tidak bisa tercapai, kata Hilda, tentu pihaknya tidak akan mendapat bantuan sarana dan prasarana pendukung yang baru, seperti mobil atau motor penarik sampah maupun kontainer.
“Setiap tahun alhamdulillah bisa tercapai, dan tahun ini juga optimis tercapai, walau pada awalnya penarikan retribusi sampah di pasar sementara kita mengalami kesulitan, tapi sekarang sudah lancar,” jelasnya.
Selain itu Hilda mengatakan, mengenai kebutuhan kontainer pemilah sampah antara sampah jenis organik, an-organik dan B3, saat ini memang pihaknya belum mempunyai kontainer khusus.
Namun, upaya untuk menjaga supaya dalam penarikan ketiga jenis sampah tersebut dapat terpisah sesuai jenisnya, Bidang Kebersihan kini punya dua konsep yang akan dipilih sebagai alternatif menangani masalah penarikan sampah.
“Pertama, apakah kami nanti akan menjadwal dalam melakukan penarikannya, atau kontainer yang ada kita sekat menjadi tiga bagian. Hal itu masih kami bahas, mana yang lebih efisien untuk diterapkan,” ungkapnya.
Hilda menambahkan, pihaknya berharap tahun mendatang masalah pengelolaan persampahan di Kota Banjar sudah dapat diatasi. Sebab, nilai terkecil pada penilaian Adipura kemarin, Kota Banjar mendapatkan nilai paling kecil dari masalah pengelolaan persampahan.
Untuk itu, seluruh elemen masyarakat Kota Banjar harus bahu-membahu dalam rangka meningkatkan kebersihan serta keindahan kota, yaitu dengan melaksanakan konsep 3R minimal 14% dari jumlah timbunan sampah di Kota Banjar.
Konsep pengolahan sampah berbasis 3R harus dilaksanakan dari mulai tingkat RT, RW, dusun, TPS dan TPA. Selain itu, ratio Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 20% harus dipertahankan.
Bila memang lingkungan di Kota Banjar ingin benar-benar bersih, maka budayakan masyarakat sadar lingkungan, serta aktifkan kembali kegiatan jumsih minimal 2 kali dalam 1 minggu, tanpa terkecuali. (Eva)