Banjar, (harapanrakyat.com),- Setelah status Banjar berubah menjadi kota, aksi kejahatan semakin meningkat. Untuk itu, Walikota Banjar, DR. dr. H. Herman Sutrisno, MM., meminta kepada para penarik becak, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat, untuk ikut serta dalam mengantisipasi berbagai kejahatan di Kota Banjar, termasuk kejahatan teroris.
Lantaran, para penarik becak khususnya, mereka biasa melakukan aktifitas di tempat-tempat keramaian (terminal bis/stasiun) sampai larut malam. Sehingga, ketika ada orang/calon penumpang yang dianggap asing patut dicurigai.
Hal itu dikatakan Herman, dalam acara sosialisasi antisipasi teroris di Aula Setda Kota Banjar, Kamis (13/10), yang diikuti para penarik becak se-Kota Banjar, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat, serta dihadiri Kapolresta Banjar, Tedi Hermanyah, SIK.
”Biasanya abang becak cari muatan sampai malam hari. Saya minta pangnalingakeun bisi aya jalma atawa muatan nu asup ka Banjar rek neangan kost-kostan. Abang-abang becak kudu daek komunikasi jeung muatan salila diperjalanan teh, minimalna tanya ngaranna, timana asalna, jeung rek ka mana tujuana, mun bisa penta nomer handphon na, dan kalau mencurigakan tolong laporkan kepada pihak kepolisian,” kata Herman.
Karena, lanjut dia, Kota Banjar ini merupakan salah satu daerah yang menjadi sasaran untuk dijadikan tempat persembunyian oleh jaringan teroris. Dengan demikian, maka upaya dalam mengantisipasinya diperlukan peran serta dari semua pihak.
Selain itu, dia juga meminta supaya mereka tidak mudah terprovokasi oleh ajakan dari orang-orang yang akan ngorag-ngorag kemajuan/perkembangan Kota Banjar.
Karena, tidak semua masyarakat Banjar senang melihat kemajuan yang terjadi saat ini, tapi ada juga masyarakat yang justru tidak senang dengan adanya perkembangan kemajuan di Kota Banjar.
“Kepada abang-abang becak, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat jangan sampai kabawa ku sakaba-kaba. Abang-abang becak juga diminta untuk mendukung kemajuan Kota Banjar,” tandas Herman.
Hal serupa juga dikatakan Kapolresta Banjar, Tedi Hermansyah, SIK. Pihaknya menghimbau agar masyarakat harus menjadi polisi bagi dirinya sendiri, sekaligus jadi polisi bagi orang lain. Jangan sampai terbawa kerusuhan, aksi demonstrasi maupun kejahatan.
Dikatakannya, bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain, Banjar jauh lebih maju. Tapi, kemajuan ini akan dibarengi pula oleh adanya gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), lantaran akses jalan untuk masuk ke wilayah Kota Banjar sudah terbuka lebar.
“Untuk itu harus dibarengi pula oleh kamtibmas, dan masalah kamtibmas bukan tugas aparat kepolisian dan TNI saja, namun juga masyarakat. Makanya masyarakat harus lebih meningkatkan lagi dalam menjaga kamtibmas,” jelasnya.
Dikatakan Tedi, masalah teroris adalah kejahatan yang sangat luar biasa. Hal itu dapat mengancam keselamatan jiwa semua masyarakat.
Sebagai upaya untuk mengantisipasi masuknya jaringan teroris ke Kota Banjar khususnya, maka masyarakat merupakan agen bagi pemerintah, Polisi dan TNI. Apabila ada yang mencurigakan, segera lapor kepada pihak berwenang, jangan main hakim sendiri.
“Kami juga menghimbau jangan sampai terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang intinya bertujuan mengganggu kamtibmas di Kota Banjar. Jadi intinya saya minta kerjasamanya dengan semua abang becak, tokoh pemuda dan tokoh masyarakat dalam menjaga kamtibmas,” kata Tedi. (Eva)