Langensari, (harapanrakyat.com),- Akibat debit air Sungai Citanduy mulai pasang, para penambang pasir di Dusun Rancabulus, Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, terpaksa harus mengentikan aktifitasnya.
Ujang, salah seorang penambang, mengatakan, air sungai mulai pasang pada hari Minggu pagi (9/10). Diduga, debit air meninggi akibat hujan besar yang terjadi di Tasikmalaya. Akhirnya, para penambang tidak ada yang berani menambang pasir dalam kondisi air sungai naik.
Pasalnya, kedalaman sungai di wilayah Racabulus mencapai 5 meter, sehingga hal itu sangat menyulitkan bagi mereka, jika melakukan penambangan pasir dengan cara menyelam.
“Selain itu, kalau air sungai mulai pasang, kualitas pasirnya pun jadi jelek, karena banyak bercampur dengan tanah lempung. Nanti kalau mulai surut lagi baru kualitasnya bagus lagi, atau biasa disebut pasir tumpangan,” kata Ujang, Minggu (9/10).
Diakuinya, selama musim kemarau, penghasilan para penambang pasir mengalami peningkatan. Karena, setiap satu orang penambang mampu mendapatkan 10 kubik pasir dalam sehari. Pengangkutan pasir dari sungai menggunakan perahu, dan masing-masing penambang satu perahu.
Ujang mengatakan, jumlah penambang pasir yang ada di lokasi Rancabulus sebanyak 7 orang, dan 3 orang bandar. Hasil dari penambangan para pekerja ditampung langsung oleh bandar.
Satu kubik pasir dijual kepada konsumen seharga Rp.30 ribu, harga sebesar itu sudah di atas mobil, artinya sudah siap angkut ke tempat tujuan. Selama musim kemarau, persediaan pasir di tiga bandar yang ada di lokasi tersebut selalu habis terjual.
Lantaran, sejak harga pasir dari Tasikmalaya dan Bebedahan mengalami kenaikan, sehingga akhir-akhir ini banyak konsumen yang membeli pasir dari daerah Rancabulus.
Menurut Paijo, salah seorang bandar, mengatakan, pasir dari Rancabulus rata-rata digunakan untuk kegiatan proyek, mulai proyek yang ada di wilayah Banjar sampai daerah Sidareja, Jawa Tengah.
Namun, setelah air sungai pasang, ketersediaan pasir di tempatnya menjadi berkurang. Padahal, dalam satu hari ini saja (Minggu, 9/10), sedikitnya sudah ada lima orang yang akan memesan pasir.
“Sebetulnya kalau musim hujan pasir ada, cuma para penambang susah menambangnya, jadi hasilnya juga tidak maksimal. Sekarang ini memang di daerah sini belum ada hujan, tapi karena di Tasikmalaya dan Ciamis sudah mulai turun hujan, maka kami di sini juga terkena imbasnya, yakni tidak bisa meyediakan pasir,” tuturnya.
Dia menambahkan, apabila volume air terus meninggi, maka kegiatan penambangan pasir di tempat tersebut akan dihentikan sementara. Nanti, setelah air sungai mulai agak surut baru penambangan pasir dilakukan kembali.
Sedangkan bagi para penambang, selama air sungai masih besar, biasanya mereka mencari pekerjaan yang lain untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, seperti menjadi kuli bangunan. (Eva)