Ciamis, (harapanrakyat.com),- Pengrajin makanan Abon Sapi cap Rajawali, Rancapetir Ciamis kebanjiran konsumen sejak awal puasa hingga usai lebaran. Pasalnya, sejumlah konsumen dari berbagai daerah yang kebetulan mudik dan balik ke kota memborong makanan khas kab. Ciamis satu ini.
Novi (27), pengrajin abon sapi, Senin (5/9), mengatakan, bahwa omset penjualan produk miliknya mengalami peningkatan. Menurut dia, banyak konsumen yang sengaja membeli untuk oleh-oleh bagi sanak sodara dari dan yang tinggal di kota.
Dia menjelaskan, secara akumulasi, peningkatan omset penjualan abon sapi, dari awal puasa hingga pasca lebaran mencapai 20 persen dibanding tahun sebelumnya. Untuk bahan baku, pada musim ini, Novi menyiapkan hampir dua kwintal daging sapi segar.
Sejak permintaan membludak, dia terpaksa menambah jumlah bahan baku. Padahal, di hari-hari biasa, Novi mengaku hanya menghabiskan bahan baku sekitar 45 kg daging sapi. Selain abon, dia juga membuat dendeng dan serundeng daging sapi.
Pembeli yang berhasil Novi ketahui berasal dari berbagai daerah seperti Bandung, Pekanbaru, Kalimantan dan daerah lainnya. Dia juga menyebutkan, harga produk olahannya dibandrol, untuk Abon sapi Rp 175 ribu/kg, Dendeng Rp. 165 ribu/kg, serundeng Rp 80 ribu/ kg dan kentang goreng Rp 80 ribu/ kg.
Sementara itu, Uus, pemilik Saung Oleh-leh Legit, di jalan HOS. Cokroaminoto, Kab. Ciamis. Juga mengalami peningkatan penjualan. Uus memili produk unggulan sale bulat. Ternyata, pada musim lebaran tahun ini, omsetnya juga meroket.
âAlhamdullilah kali ini omset kami naik 200 persen, baik Sale Gulung yang kami jual seharga Rp. Rp. 10 ribu dengan ukuran 250 gram maupun Sale Bulat seharga Rp. 16.000 dengan ukuran 350 gram,â katanya.
Di tempat terpisah, Hj. Erwin, pengrajin bolu Kijing Ganyong dari Kec. Sukadana, mengaku dibanjiri pesanan pelanggan, dari wilayah Ciamis dan sekitarnya.
âTerus terang Bolu Kijing Ganyong banyak diminati konsumen, baik untuk oleh-oleh atau makanan lebaran. Naiknya sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. Sementar harganya, relatif terjangkau,â katanya.
Menanggapi hal itu, Koordinator Trade Company Potensi Daerah Kab. Ciamis, Tatang Djauhari, menjelaskan, bahwa kenaikan omset para pelaku UMKM, terjadi karena adanya fenomena kultural, yakni kerinduan orang Kota untuk mencicipi makanan tradisional daerah.
âHal inilah yang kemudian jadi kesempatan emas bagi para pelaku UKM. Tinggal bagaimana upaya Pemerintah Kab. Ciamis dalam memfasilitasi para penggerak sektor usaha kecil tersebut,â katanya.
Lebih jauh Tatang mengatakan, merebaknya pendirian pasar Modern seperti Alfamart dan Indomart bisa dijadikan kesempatan untuk meningkatkan pemasaran produk industri rumahan khas daerah Ciamis. (DK)