Ciamis, (harapanrakyat.com),- Akibat musim kemarau terus melanda, warga Ciamis kesulitan air bersih. Namun, mereka mendapat keringanan, pasalnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Galuh Kab. Ciamis membuat kebijakan dengan memutihkan atau menghapus tagihan sebanyak 1.499 pelanggan.
Direktur PDAM Tirta Galuh Ciamis, Triani Puspa Dewi, mengatakan, sebanyak 1.499 pelanggan yang terpaksa diputihkan tagihannya, diantaranya tersebar di wilayah Saguling, Baregbeg, Surungdayung, dan Bojong.
âPasokan air ke sejumlah wilayah itu, sejak pertama masuk musim kemarau sudah tidak mengalir total, dan tagihannya terpaksa diputihkan,â ujar Triani, Senin (12/11) di ruang kerjanya.
Triani menambahkan, sepanjang musim kemarau debit air secara keseluruhan mengalami penurunan tajam.
âAngka terendah ketersediaan air bersih saat kemarau bisa mencapai enam liter perdetik. Padahal, untuk memenuhi pelanggan di seputar Kec. Ciamis dan sekitarnya yang berjumlah sebanyak 8.200 pelanggan memerlukan 100 liter kubik perdetik,â beber Triani.
Kepala Cabang PDAM Sindangrasa, Muchlas, menyebutkan, rata-rata produksi air yang tersedia setiap hari mengalami fluktuatif karena harus berbagi dengan petani.
âProduksi air pada pukul 7 WIB mencapai 90 liter per detik, pada pukul 7 hingga 15 WIB berkurang hingga 40 liter per detik,â kata Muchlas.
Menurut Muchlas, penurunan debit air lebih parah terjadi sejak pukul 15.00-19.00 WIB. Pada jam tersebut debit air turun hingga enam liter per detik.
âSedangkan sisa waktu dari pukul 19.00-24.00 WIB, pasokan air sama sekali harus ditutup karena berbagi jatah dengan petani,â tandas Muchlas.
Muchlas menambahkan, akibat kondisi stok air yang terus berkurang, pasokan ke pipa pelanggan di wilayah perkotaan terpaksa harus digilir.
Sementara di wilayah pinggiran yang cukup jauh dari jangkauan kota, terpaksa tidak bisa dipenuhi dan diputihkan billing-nya sekalipun angka meterannya berubah.
âKalau melihat angka pada meteran air pelanggan pasti berubah, karena saat pipa terbuka hembusan angin tetap keluar akibat dorongan air saat masuk ke saluran pipa yang sebelumnya kosong,â jelas Muchlas.
Soal perebutan air dengan petani,kata Muchlas,tahun ini pihaknya tidak meminta tentara untuk menjaga sumber air seperti dilakukan tahun-tahun sebelumnya.
âKami lebih meminta kesadaran petani untuk membagi sumber air. Karena, di sepanjang hulu sungai sedikitnya terdapat lima titik aliran sungai yang harus dibagi 50% dengan petani,â tandas Muchlas. (bgj)